Unsur Instrinsik CERPEN
Unsur intrinsik cerpen terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat.
1. Tema
Tema memang biasanya tidak ditulis oleh pengarangnya. Namun tema bisa dengan cepat kita ketahui setelah membaca cerpen, bahkan bisa juga dilihat dari judulnya.
Sebagai pembuat cerpen, menentukan tema adalah hal yang paling utama. Tema adalah gagasan dasar dari keseluruhan cerita, bisa diambil dari lingkungan sekitar, masalah pribadi, masalah pendidikan, sejarah, percintaan, persahabatan dan sebagainya.
2. Penokohan
Penokohan tidak sekadar menampilkan orang-orang sebagai tokoh, tetapi juga lengkap dengan karakternya. Cara-cara menggambarkan karakteristik tokoh adalah sebagai berikut:
a. Teknik Analitik Langsung
Teknik ini langsung menggambarkan karakter tokoh melalui teks. Misalnya:
Doni adalah siswa yang paling rajin di kelas. Tetapi dia tidak pernah sombong, walaupun berkali-kali menjadi juara kelas. Dia pun disenangi teman-temannya.
b. Penggambaran Fisik dan Perilaku Tokoh
Menunjukkan karakter tokoh juga bisa dengan penggambaran fisik, misalnya:
Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa itu serempak berteriak-teriak! Mereka menyuruh camat agar secepatnya keluar kantor.
Tak lupa mereka mengacung-acungkan tangannya, walaupun dengan perasaan yang masih juga ragu-ragu. Malah ada di antara mereka sibuk sendiri menyeragamkan acungan tangannya, agar tidak kelihatan berbeda dengan orang lain.
Sudah barang tentu, suasana di sekitar kecamatan menjadi riuh. Bukan saja oleh demonstran-demonstran dari desa itu, tapi juga oleh orang-orang yang kebetulan lewat dan ada disana.
c. Penggambaran Lingkungan Kehidupan Tokoh
Tokoh juga perlu digambarkan lingkungan kehidupannya agar dapat diketahui karakter pembentuknya atau adanya kondisi lain, misalnya:
Desa Karangsaga tidak kebagian aliran listrik. Padahal kampung-kampung tetangganya sudah pada terang semua. Ini membuat Joni kesulitan belajar di malam hari.
d. Penggambaran Tata Kebahasaan Tokoh
Karakter tokoh juga dapat digambarkan melalui ucapan. Misalnya:
Dia bilang tidak bermaksud menyebarkan provokasi. Tapi bagaimana pun, yang diucapkannya benar-benar membuat orang sedesa marah.
e. Pengungkapan Jalan Pikiran Tokoh
Jalan pikiran tokoh pun dapat mengungkap karakternya.
Ia sangat ingin menemui anak gadisnya itu tanpa ketakutan. Dia ingin mendekapnya, mencium bau keringatnya. Dalam pikirannya, cuma anak gadisnya yang masih mau menyambutnya dirinya.
f. Penggambaran oleh Tokoh Lain
Karakter seorang tokoh bisa diungkap oleh tokoh lainnya. Misalnya:
Ia paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang ia bertandang ke rumah sambil membawa aneka brosur barang-barang promosi. Yang menjengkelkan saya, seluruh keluargaku jadi menaruh perhatian kepadanya.
3. Alur
Alur adalah urutan cerita, hubungan sebab akibat, ataupun sesuatu yang bersifat kronologis. Ada alur maju, mundur, dan campuran.
Pola pengembangan cerita harus menarik, mudah dipahami, dan logis. Terkadang alur membuat cerita menjadi mengejutkan.
4. Latar
Latar atau setting mencakup tempat, waktu, dan peristiwa yang menjadi latar belakang suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual maupun imajinatif. Latar ini dapat memperkuat jalannya suatu cerita.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa berfungsi menciptakan nada atau suasana persuasif serta membuat dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh.
Gaya bahasa menggambarkan kedekatan antartokoh hingga dapat menunjukkan karakter seseorang.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang cerpen menceritakan, apakah dia sebagai orang pertama, kedua, ketiga, atau sebagai orang di luar cerita.
7. Amanat
Seperti tema, amanat juga sering kali tidak disampaikan secara tekstual, namun dapat dipahami ketika membaca cerpen secara utuh. Akan tetapi amanat bisa juga disampaikan melalui dialog.