Balaputradewa; Raja Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya merupakan kerajaan Budha bercorak maritim terbesar yang pernah ada di Nusantara. Dari sejumlah raja yang pernah memimpin, ada seorang raja yang berhasil membawa Sriwijaya mencapai masa kejayaannya, yakni Raja Balaputradewa.
Ada kisah menarik di balik Raja Balaputradewa selama masa kepemimpinannya di Kerajaan Sriwijaya. Penasaran seperti apa ceritanya? Simak secara lengkap dalam artikel ini.
Kisah Mula Raja Balaputradewa
Balaputradewa merupakan seorang raja dari Kerajaan Sriwijaya yang memimpin sekitar abad ke 8-9 Masehi. Mengutip buku Bahas Tuntas 1001 Soal IPS karya Forum Tentor, Balaputradewa berasal dari keluarga dinasti Syailendra, yang mana sempat berkuasa di Pulau Jawa sekitar tahun 750 M.
Ayah Balaputradewa bernama Samaragrawira dan ibunya bernama Tara. Ia sendiri merupakan adik ipar dari Raja Mataram, yakni Rakai Pikatan, yang menikah dengan kakak Balaputradewa, yaitu Pramodawardhani.
Raja Balaputradewa punya peran besar dalam membangun Kerajaan Sriwijaya semakin maju dan berkembang pesat. Kala itu, Raja Balaputradewa berhasil membawa Sriwijaya mencapai zaman keemasan. Hal ini tak lepas dari gaya kepemimpinan Balaputradewa yang berani dan tegas.
Kisah Raja Balaputradewa dalam memimpin Kerajaan Sriwijaya tercatat dalam tulisan seorang peziarah Budha asal China, yakni I-Tsing. Dalam catatannya, disebutkan bahwa hanya butuh sekitar 24 tahun bagi Sriwijaya untuk menjadi kerajaan terbesar dan terkuat di Nusantara.
Saat I-Tsing pertama kali datang ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671 M, ia menetap selama enam bulan. Saat itu, ia melihat bahwa Sriwijaya hanya berkuasa di sekitar wilayah Palembang.
I-Tsing sempat pulang ke kampung halamannya untuk mengajak beberapa orang dan kembali lagi ke Sriwijaya pada tahun 689 M. Ketika itu, ia melihat bahwa Kerajaan Sriwijaya semakin berkembang pesat, mulai dari mengambil wilayah Kedah dan mendirikan bangunan-bangunan peribadatan di Ligor (Semenanjung Malaka).
Kuasai Jalur Perdagangan Demi Meraup Keuntungan
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan Balaputradewa berhasil membawa Kerajaan Sriwijaya mencapai zaman keemasan. Salah satu caranya yang paling sukses adalah dengan menguasai jalur perdagangan.
Di akhir abad kedelapan Masehi, Balaputradewa berhasil menguasai seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara, mulai dari Selat Sunda, Selat Malaka, Selat Karimata, hingga Tanah Genting Kra. Dengan begitu, setiap pelayaran dari Asia Barat menuju Asia Timur harus melalui wilayah kekuasaan Sriwijaya.
Mengutip buku Sejarah SMP/MTs, letak Kerajaan Sriwijaya yang strategis ternyata membawa banyak keuntungan. Adapun sejumlah barang yang dijual oleh Kerajaan Sriwijaya, mulai dari gading gajah, emas, perak, damar, kapur barus, lada, dan rempah-rempah.
Sebagai pusat perdagangan, Sriwijaya juga meraup keuntungan besar dengan menetapkan pembayaran upeti dan pajak. Umumnya, hal ini dilakukan pada sejumlah kapal-kapal yang singgah di Sriwijaya karena menunggu berbaliknya tiupan angin.
Balaputradewa: Raja Tersohor hingga ke India
Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia: Edisi Revisi oleh Edi Hernadi, disebutkan bahwa Raja Balaputradewa begitu terkenal hingga ke India. Hal itu dibuktikan dalam Prasasti Nalanda berangka tahun 860 M yang ditemukan oleh Hirananda Shastri pada tahun 1921 di ruang depan Wihara Nalanda, Bihar, India.
Dalam prasasti tersebut, dijelaskan bahwa Raja Dewapaladewa yang berasal dari Kerajaan Palla di India, mengabulkan permintaan Sri Maharaja dari Swarnadvipa atau Sriwijaya untuk membangun sebuah wihara Buddha di Nalanda.
Atas bantuan Raja Dewapaladewa untuk mendirikan wihara di Nalanda, hal ini membantu masyarakat di Nusantara untuk mempelajari agama Buddha secara langsung di India. Di bawah kepemimpinan Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Buddha.
Hal tersebut juga diperkuat dengan bukti di dalam catatan I-Tsing. Dalam tulisannya, diketahui bahwa Kerajaan Sriwijaya dijadikan pusat untuk belajar agama Buddha, salah satunya dengan cara mendirikan banyak wihara sebagai tempat para Biksu menuntut ilmu.
Bahkan, I-Tsing menganjurkan kepada para pendeta di China yang akan mempelajari agama Buddha, agar sebaiknya datang dahulu ke Kerajaan Sriwijaya. Setelah 1-2 tahun mempelajari ilmu agama Buddha, barulah melanjutkan perjalanan ke India agar ilmu yang didapat semakin banyak.
Nah, itu dia kisah Raja Balaputradewa semasa kepemimpinannya di Kerajaan Sriwijaya. Berkatnya, Sriwijaya jadi sangat terkenal dan menjadi salah satu kerajaan terbesar di Nusantara.