Busana Adat Bali untuk Putri

Pada pakaian adat Bali untuk putri, ada beberapa unsur yang dikenakan, yaitu sebagai berikut:


1. Kamen

Seperti busana adat putra, baju adat ini dimulai dengan mengenakan kamen. Tetapi lipatan kamen putri melingkar dari kanan ke kiri sesuai dengan konsep sakti yang bertugas menjaga agar laki-laki tidak melenceng dari ajaran dharma.


Tinggi kamen putri sekitar satu telapak tangan. Ini menyimbolkan bahwa perempuan sebagai sakti sehingga langkahnya lebih pendek.


2. Bulang

Kemudian setelah kamen, busana putri yang dikenakan adalah bulang yang berfungsi menjaga rahim dan mengendalikan emosi.


3. Selendang/Senteng

Selendang/senteng pada putri diikat menggunakan simpul hidup di sisi kiri. Ini sebagai simbol sakti dan mebraya. Selendang putri dipakai di luar, tidak ditutupi baju sebagai simbol siap membenahi putra jika melenceng dari ajaran dharma.


4. Kebaya

Terakhir adalah mengenakan baju yang disebut kebaya, serta pepusungan yang memiliki tiga jenis, yaitu:


a. Pusung Gonjer


Pusung gonjer digunakan untuk putri yang belum menikah, dibuat dengan cara melipat rambut sebagian dan sebagian lagi digerai. Ini sebagai lambang bahwa putri tersebut masih bebas memilih dan dipilih laki-laki.


b. Pusung Tagel


Pusung tagel digunakan untuk putri yang sudah menikah.


c. Pusung Podgala