Ayam Berumur 2 Jam

“bang… bang… berapa 1 ekor ayam teletabis nya?”.
“satu ekor harganya Rp.3000 dek”.
“aku ambil 2 ya bang…”

Setelah membayar, kini 2 ekor ayam teletabis telah berada di tanganku. Senangnya hatiku, kini ayam teletabis yang berwarna merah dan kuning telah resmi menjadi saudara baruku sekarang. Tapi aku bingung apa makanannya. “Bu… Apakah ayam ini mau memakan pelet?” tanyaku pada ibu.
“Ibu rasa mau, tapi akan lebih baik jika peletnya dihaluskan dulu dengan cara digiling”.
“O… makasih ya bu.. apakita ada peletnya bu?” tanyaku lagi.
“Tidak ada, kamu beli dulu sekarang di warung wak Jamil” Ibu menjelaskan.
“Iya bu” Aku mengerti. “Ayamku kamu tunggu disini dulu ya. Jangan kemana mana. Aku beli makanan kamu dulu. Agar kamu menjadi sehat seperti aku”. Aku berbicara kepada ayam seakan akan dia mengerti ucapanku.

Dengan hati yang berbunga bunga aku melangkah dengan pasti ke warung wak Jamil. Setelah peletnya ada di tanganku aku pun pulang. Saat aku ingin memberinya makan, tetapi aku tidak melihat ayam ayam ku. Mereka bagai hilang ditelan bumi. Aku menanyakan hal ini kepada ibu. “Ibu… Lihat ayam ayamku tidak?” dengan penuh harapan aku menunggu jawaban dari ibu.
“Tidak. Bukannya tadi kamu bawa?” Jawab ibu.
“Tidak bu” Aku menangis.

Aku dan ibu mencari cari mereka, aku sangat kaget ketika aku melihat mereka sudah mati di tengah jalan. Ternyata aku lupa menaruh mereka di dalam rumah. Tapi aku menaruhnya di halaman. Dan saat aku pergi membeli pelet. Ayam ayam itu ikut mengejarku dan tertabrak oleh motor.

Sekarang aku dan ibu menguburkan ayam ayamku di belakang rumah. Aku sangat sedih sampai sampai aku mengangis. Tapi ibu menenangkanku. Dan ternyata ayamku hanya berumur 2 jam saja denganku. #untuk ayamku, maafkan aku ya :)