Batik Yoygyakarta

Batik merupakan salah satu identitas Yogyakarta, sehingga sering disebut sebagai Kota Batik. Awalnya batik yang merupakan seni gambar atau lukis di atas kain, hanya dikerjakan terbatas dalam lingkungan keraton saja.
Hasilnya digunakan untuk pakaian raja, keluarga kerajaan serta para pengikutnya. Di masa sekarang siapapun bisa mengenakannya, bahkan sudah diakui menjadi warisan budaya oleh UNESCO
Motif batik Yogyakarta memiliki ciri khas, yaitu banyak bidang putih bersih dan motif geometrisnya dibuat besar-besar. Jauh lebih besar dibandingkan motif geometris batik Surakarta. Selain itu, berlatar belakang putih, hitam, coklat dan abu-abu. Motif batik Yogyakarta terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
- Motif Parang Rusak Barong
Motif ini hanya boleh digunakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono, dan digunakan untuk menerima tamu utusan dari berbagai negara atau untuk upacara perkawinan.
- Motif Slobog
Batik ini bermotif kotak-kotak yang membentuk segitiga.
Kain batik yang khas dengan unsur geometris jenis ini umumnya digunakan dalam acara pelantikan pejabat ataupun melayat.
- Motif Sidomukti
Ini adalah motif batik khas dari keraton. Sesuai dengan namanya Sidomukti yaitu sejahtera dan mulia.
Sehingga, diharapkan orang yang memakai batik ini dapat mencapai kebahagiaan, kesejahteraan lahir batin, dan selalu berkecukupan.
- Motif Ceplok Kesatrian
Motif ini memiliki makna filosofis menerima kritikan dari segala arah yang diperuntukkan untuk Sultan dan kerabatnya.
- Motif Truntum
Ini adalah motif batik Yogyakarta yang digunakan untuk akad nikah.
- Motif Sido Asih
Sementara, motif Sido Asih digunakan untuk resepsi.