Batik; Jawa Tengah

Batik adalah salah satu warisan budaya yang sangat melekat dalam kehidupan masyarakat Jawa Tengah. Sejak tahun 1586, batik disebarluaskan dan dijual dari Surakarta.
Batik dibuat dengan cara tulis tangan, hingga menciptakan motif batik yang beragam. Tiap motif batik memiliki filosofi tersendiri terkait kehidupan masyarakatnya. Jenis-jenis motif batik Jawa Tengah dan filosofinya sebagai berikut.
Batik cakar ayam
Berasal dari namanya yaitu ayam, sehingga terinspirasi dari sifat seekor ayam. Ayam melambangkan pekerja keras dan termasuk hewan yang tidak akan berhenti untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya, bangun pagi untuk berkokok, dan mencari makan.
Maka, para calon pengantin pria biasanya menggunakan motif batik cakar ayam ini. Dengan harapan agar ia selalu bekerja keras untuk kebutuhan rumah tangganya dalam mencari nafkah, banyak rezeki, dan hidup sejahtera sampai keturunan anaknya.
Batik sido wirasat
Batik motif sido wirasat berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta pada masa Pakubuwono VI tahun 1800an. Batik ini memiliki makna filosofi yakni semua harapan baik dapat terwujud, memiliki kedudukan yang tinggi, dan segala kebutuhannya dapat terpenuhi.
Biasanya batik sido wirasat dipakai saat pernikahan oleh orang tua mempelai wanita, sehingga tersirat menyampaikan makna filosofi tersebut terhadap rumah tangga anaknya kelak.
Batik sido asih
Batik sido asih berasal dari Solo dan biasa digunakan dalam acara pernikahan. Dari kata "sido" yang memiliki arti harapan yang terkabul dan kata "asih" yang memiliki arti mengasihi. Sehingga batik sido asih ini bermakna filosofis supaya kelak memiliki kehidupan yang bahagia dan saling memberikan kasih sayang yang tulus.