Kisah Cacing Tanah yang Bijaksana

Cerpen singkat yang bermakna untuk anak ini dikutip dari buku 30 Cerita Fabel Penuh Pesan Moral Untuk Anak-Anak, penerbit Airiz Publishing (2019). 

Pada zaman dahulu, hiduplah seekor cacing tanah yang selalu riang gembira. Setiap harinya, cacing tanah berjalan kesana kemari untuk mencari makanan, suatu hari ketika sedang mencari makanan cacing tanah tanpa sengaja menabrak sesuatu. 

"Aduh lagi-lagi aku menabrak bebatuan." ujarnya diiringi suara gelak tawa. 

Kemudian, cacing tanah melanjutkan perjalanannya ke dalam tanah seolah membuat terowongan. Suatu hari, ketika cacing tanah sedang berjalan di dalam tanah, ia bertemu seekor ulat yang terperosok di dalam lubang kecil. 

"Tolong-tolong aku siapapun Aku mohon tolong aku." ujar ulat kecil. 

Mendengar suara ular kecil cacing tanah mempercepat langkahnya mencari sumber

"Siapa itu? apa yang terjadi padamu."ujar cacing tanah.

"Syukurlah ada yang datang aku tanpa sengaja terperosok ke dalam lubang ini dan aku tidak tahu bagaimana caranya keluar dari sini aku mohon tolonglah aku," ujar ulat kecil

"Baiklah aku akan membantumu ayo ikuti aku." ujar cacing tanah 

Ulat kecil itupun mengikuti cacing tanah, ia perhatikan cara cacing tanah berjalan seperti meraba-raba.

"Maafkan aku tuan cacing tanah apakah aku boleh bertanya sesuatu padamu?" ujar ulat kecil.

"Tentu saja kau boleh bertanya apapun" ujar cacing tanah. 

"Apakah kau tidak bisa melihat? mengapa kau berjalan seperti meraba-raba seperti itu?" Ujar ulat kecil. 

"Anak cerdas. kau benar sekali aku memang tidak mempunyai indera penglihatan dari lahir," ujar cacing tanah.

"Lalu bagaimana bisa kita menemukan jalan keluar jika melihat saja tuan tidak bisa?" ujar ulat kecil.

"Kau ikuti saja aku kita akan menemukan jalan keluar," ujar cacing tanah.

Ulat kecil itupun tidak mempunyai pilihan lain, ia mengikuti langkah cacing tanah itu hingga akhirnya mereka berhasil menemukan jalan keluar. 

"Ini ajaib kita berhasil maafkan aku tuan cacing yang sudah berlaku tidak sopan padamu aku sangat menyesal," ujar ulat kecil. 

"Tidak apa-apa mungkin kau tidak tahu jika kau tidak mempunyai salah satu indera di tubuhmu maka indera yang lain akan menjadi penggantinya. Mungkin aku memang tidak bisa melihat tetapi indera peraba ku sangat tajam." ujar cacing tanah. 

Tidak lama kemudian mereka bertemu Rara si gajah kecil yang bijaksana. Cacing tanah meminta bantuan Rara untuk mengantarkan ulat kecil ke dedaunan terdekat. Ulat kecil itupun kembali dengan selamat ke rumahnya.