Hasan bin Ali bin Abu Thalib

Hasan bin Ali merupakan putra pertama dari Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az-Zahra. Hasan bin Ali mempunyai nama lengkap Hasan bin Ali bin Abi Thalib dan kerap dipanggil Abu Muhammad. Hasan bin Ali lahir pada pertengahan Ramadhan 3 Hijriah, menurut Tarikh Khulafa yang ditulis oleh Imam As-Suyuthi.



Sosok Hasan bin Ali dikatakan sangat mirip dengan sosok Nabi Muhammad, bahkan tidak ada orang lain yang semirip ini. Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Nama Hasan adalah pemberian dari Nabi Muhammad SAW. Dari Imran bin Sulaiman, Sa'ad meriwayatkan:


"Hasan dan Husain merupakan dua nama penghuni surga, tidak ada seorang Arab pun yang pernah memakai nama ini pada zaman jahiliyah."


Pada buku berjudul Biografi Ali bin Abi Thalib (2012), dijelaskan bahwa Ali bin Abi Thalib hendak memberi nama anak pertamanya dengan nama Harban, yang berarti peperangan. Namun, Rasulullah SAW datang dan menamainya Hasan.


Hasan bin Ali dikenal sebagai sosok yang penyayang. Hasan bin Ali juga digambarkan sebagai sosok pemimpin yang tegas namun juga penyabar. Memiliki akhlak yang terpuji dan tidak suka akan adanya pertikaian maupun pertumpahan darah.


Selain itu, sosok Hasan bin Ali disebutkan sebagai ahli surga. Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Hakim bersabda:


????? ??????? ??????? ?? ??? ???? ??????? ???: ??? ???? ???? ??? ???? ???? ????: "????? ?????? ???? ???? ??? ?????


Artinya: "Hasan dan Husein adalah dua pemimpin para pemuda penghuni surga."


Pertanda Ajal Hasan bin Ali

Dikutip melalui buku berjudul Wasiat-Wasiat Akhir Hayat dari Rasulullah (2006), beberapa hari sebelum Hasan bin Ali meninggal dunia, Hasan sempat bermimpi melihat tulisan di antara kedua matanya. Tulisan itu yakni "qul huwallahu ahad". Hasan bin Ali pun menceritakan mimpinya kepada keluarganya dan disambut suka cita.


Namun, Sa'id ibnul Musayyab berpendapat lain, beliau berkata, "Sekiranya mimpi itu benar adanya, maka tidak ada banyak lagi yang tersisa dari umurnya." Menjelang kematiannya, Hasan bin Ali merasa takut dan gelisah.


Sehingga saudaranya, Husein bin Ali pun menenangkannya, dengan mengatakan bahwa Hasan bin Ali akan bertemu dengan Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib, Khadijah, Fatimah, Qasim, Thahir, Hamzah, dan Ja'far.


Mendengar jawaban dari saudaranya, Hasan pun menjawab bahwa dia takut untuk menghadap pada perkara yang sangat besar, sesuatu yang menakutkan yang belum pernah dia temui selama hidupnya.


Wafatnya Hasan bin Ali

Hasan bin Ali memutuskan mundur dari jabatannya sebagai khalifah dan menyerahkannya kepada Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Hasan bin Ali mengutamakan perdamaian di atas segalanya, agar kedua kaum muslimin tidak saling bermusuhan dan berperang.


Dikutip melalui buku berjudul Sejarah Agung Hasan dan Husein (2022), Hasan bin Ali wafat pada 28 Safar 50 H, tepat pada 1 April 670 Masehi. Hasan bin Ali meninggal pada usia 46 tahun akibat diracun. Husein bin Ali sempat bertanya kepada Hasan tentang siapa yang tega meracuninya.


Namun, Hasan menolak menjawabnya untuk menjaga perdamaian dan kerukunan dari umat Islam. Hal ini sengaja dilakukan oleh Hasan, karena takut Husein akan membalaskan apa yang terjadi padanya dan pertumpahan darah pun tidak bisa terelakkan.


Saat menjelang kematiannya, Hasan berkata pada Husein untuk mengeluarkan pembaringannya ke ruang tengah, sehingga Hasan bin Ali dapat memandang langit. Hasan berkata, "Ya Allah, aku mengharapkan adanya pahala di sisi-Mu untuk nyawaku ini karena nyawaku adalah nyawa yang paling berharga bagi diriku."


Sumber : https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7024319/siapakah-hasan-bin-ali-begini-kisah-sang-cucu-rasulullah-saw.