Penemuan Manusia Purba di Indonesia

Sejarah Penemuan Manusia Purba di Indonesia
Sejarah penemuan manusia purba di Indonesia diperkirakan sejak zaman kuarter sekitar 600 ribu tahun lalu. Zaman kuarter pada dasarnya terbagi menjadi dua era, yaitu zaman Dilluvium (Pleistosen) dan zaman Alluvium (Holosen).
Pada zaman Dilluvium atau zaman kuarter awal, keadaan alamnya belum sempurna. Zaman ini juga disebut dengan zaman es karena es dari kutub utara dan selatan meluas sehingga menutupi daratan Eropa, Utara dan Amerika Utara.
Sedangkan zaman Alluvium keadaan Bumi sudah lebih berkembang. Berbagai jenis flora dan fauna mulai hidup dan berkembang.
Pada zaman ini juga, manusia ikut berkembang dan memulai peradaban hingga saat ini.
Dr Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald atau yang dikenal dengan GHR von Koenigswald, seorang paleontolog dan geolog asal Jerman, menjelaskan zaman Dilluvium dibagi menjadi tiga lapisan.
Ketiganya adalah lapisan bawah, lapisan tengah, dan lapisan atas. Masing-masing lapisan tersebut ternyata memiliki fosil manusia purbanya tersendiri, yaitu:
1. Dilluvium Bawah
Lapisan Dilluvium Bawah dinilai sebagai lapisan tertua yang memiliki tiga jenis manusia purba di dalamnya, yaitu:
Meganthropus paleojavanicus
Pithecanthropus dubuis
Pithecanthropus robustus
Pithecanthropus mojokertensis
2. Dilluvium Tengah
Penemu fosil zaman Dilluvium Tengah diketahui adalah Dr Eugene Dubois yang mengatakan pada masa ini, manusia purba telah berdiri tegak. Jenis manusia purba pada zaman ini adalah Pithecanthropus erectus.
3. Dilluvium Atas
Di lapisan ini, fosil manusia purba termuda di temukan. Seperti fosil yang ditemukan di Ngandong, Jawa Tengah yang kemudian diberi nama Homo soloensis.
Selain itu juga ada fosil manusia purba yang ditemukan di Wajak, Tulungagung yang diberi nama Homo wajakensis.
Sejak saat itu zaman Dilluvium berakhir dan digantikan oleh zaman Aluvium. Pada zaman ini jenis Homo sapiens (manusia cerdas) berkembang dan terus berevolusi hingga saat ini.
Jenis-jenis Manusia Purba
Secara garis besar, jenis manusia purba dibagi menjadi tiga yang dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X: Kehidupan Manusia Purba dan Asal Usul Nenek Moyang oleh Mariana yaitu:
1. Meganthropus paleojavanicus
Fosil Meganthropus paleojavanicus pertama kali ditemukan oleh arkeolog von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di Sangiran pada formasi Pucangan. Berdasarkan hasil penemuan tersebut, ciri-ciri Meganthropus paleojavanicus yaitu:
Hidup pada zaman Pleistosen awal yang merupakan masa awal kehidupan manusia
Memiliki rahang bawah yang sangat tegap dan gigi geraham yang besar
Memiliki bentuk gigi yang homonim
Memiliki otot-otot kunyah yang kuat
Memiliki bentuk muka yang masif dengan tulang pipi tebal, tonjolan kening yang mencolok, tonjolan belakang kepala yang tajam, serta tidak memiliki dagu
Memakan jenis tumbuh-tumbuhan
2. Pithecanthropus
Pithecanthropus atau manusia kera adalah jenis manusia purba yang fosilnya paling banyak ditemukan. Berdasarkan penemuan fosilnya, Pithecanthropus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Pithecanthropus hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah sekitar 1 juta hingga 1,5 juta tahun silam
Memiliki tinggi badan sekitar 168-180 cm dengan berat badan rata-rata 80-100 kg dan berjalan tegak
Memiliki volume otak sekitar 775-975 cc
Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata. Sehingga bentuk tubuh dan anggota badan tegap
Memiliki rahang yang sangat kuat dengan bentuk geraham besar sehingga bisa mengunyah dan otot tengkuk yang kuat
Bentuk kening menonjol sangat tebal. Bentuk hidung tebal dan tidak memiliki dagu serta bagian belakang kepala tampak menonjol
3. Homo
Meski terbagi menjadi dua zaman perkembangan yakni Dilluvium dan Alluvium, jenis manusia purba Homo memiliki ciri-ciri seperti:
Volume otak bervariasi antara 1000-1450 cc. Diketahui memiliki otak besar dan otak kecil sudah berkembang (terutama pada bagian kulit otaknya)
Memiliki tinggi badan sekitar 130-210 cm dengan berat badan rata-rata 30-150 kg
Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi serta terjadi penyusutan di otot tengkuk
Sudah berjalan dan berdiri tegak, sehingga memiliki ciri-ciri yang lebih sempurna.