Sina Beranti, Pakaian Adat Suku Tidung (Kalimantan Utara)

Sina Beranti, Pakaian Pengantin Adat Suku Tidung

Sina Beranti yang merupakan pakaian pengantin adat Suku Tidung dan dikenakan oleh pengantin laki-laki hanya dipakai saat prosesi pernikahan antarsuku saja.

Nah, pada Sina Beranti yang dikenakan oleh pengantin laki-laki dan Antakusuma yang dikenakan oleh pengantin perempuan ini memiliki berbagai ornamen.

Ornamen ini punya makna dan filosofi masing-masing, lo.

Contohnya adalah mahkota yang dikenakan di kepala, bernama Tanduk Galung, yang artinya kucing jantan tiga warna.

Dalam kepercayaan Suku Tidung, kucing jantang dengan bulu tiga warna dipercaya akan tumbuh tanduk di kepalanya pada suatu waktu.

Kepercayaan ini ternyata muncul di tahun 1919, dari kucing milik guru Panyed, yaitu kepala kampung pertama di Nunukan.

Saat itu, kucing milik guru Panyed memiliki ciri tadi yang tidak diketahui dari maka munculnya tanduk itu.

Nah, penggunaan mahkota pada pengantin memiliki makna berfungsi untuk menangkal bencana, mendatangkan rejeki, kesejahteraan, kedamaian, hingga disenangi orang lain.

Ornamen lain yang ada pada pakaian Sina Beranti dan Antakusuma adalah gelang tangan yang disebut Sulou, yang berarti pendingin.

Makna dari gelang ini adalah agar pengantin yang nantinya menjadi pemimpin harus bertangan dingin dan tidak menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya.

Pada gelang Sulou ini juga terdapat ukiran Wapak, yang artinya doa-doa, agar berbagai keputusan yang diambil mendapat restu dari Tuhan.

Di lengan pengantin Suku Tidung juga ada gelang yang disebut Kalid sebagai ornamen lain dari Sina Beranti dan Antakusuma.

Kalid adalah simbol pertahanan dan benteng yang kuat untuk keamanan, juga perlindungan dari berbagai gangguan.