Kisah Burung hantu dan Seekor Gajah Hutan
Seekor Gajah gendut duduk termenung di tepi sungai. Wajahnya murung.
Ia melihat pantulan dirinya di cermin.
"Ah betapa gendutnya aku"keluhnya.
Karena memiliki tubuh yang besar, Gajah Gendut tidak memiliki teman. Teman-temannya takut jika terinjak kakinya yang besar. Selama ini ia hidup kesepian.
Malam nanti, beberapa hewan akan berpesta di hari ulang tahun Nona Merak.
Namun Gajah tidak diundang.
Ia tidak diundang karena rumah Merak tidak cukup muat.
"Maafkan aku Gajah, tubuhmu sangat besar. Rumahku tidak akan muat jika kau hadir.
Aku harap kau akan maklum," demikian adalah kata Merak.
Gajah hampir tak pernah diundang ke hari ulang tahun siapapun.
"Tubuhmu itu gendut," hardik hewan-hewan lain.
Bahkan mereka tega menertawakan tubuh besar Gajah sebagai bahan cemoohan.
"Hahahha gajah gendut... Gajah bengkak," ledek penghuni hutan.
Gajah menghela nafas.
Di tepi sungai, tiba-tiba datanglah seekor burung hantu hinggap di pundak gajah.
"Kenapa kau bersedih Gajah?" tanya Burung Hantu.
Gajah pun akhirnya bercerita betapa sedihnya ia.
"Aku tidak memiliki teman. Mereka semua takut berteman denganku karena takut terinjak.
Sebagian mencela tubuhku yang gendut," cerita Gajah.
Mendengar itu, Burung Hantu pun memberikan kata-kata bijaknya.
"Suatu hari tubuhnmu yang besar akan bermanfaat bagi makhluk lainnya," nasehat Burung Hantu.
Benar saja, malamnya, saat Gajah melewati rumah Merak, terdengar keributan di sana.
Awalnya Gajah mengira jika itu adalah keributan pesta.
Namun terdengar suara minta tolong.
Rupanya pesta ulang tahun Merak tersebut kacau karena kedatangan seekor harimau.
Gajah pun dengan berani melindungi hewan-hewan yang ketakutan tersebut dan bahkan menendang si Harimau.
Harimau tersebut pingsan.
"Terimakasih Gajah, kau telah menyelamatkan nyawa kami semua," tutur Gajah.
Kini, gajah memiliki banyak teman di hutan.