Pertarungan Sultan Maulana Hasanuddin dan Prabu Pucuk Umun
Cerita Rakyat dari Banten
Oleh Nur Seha
Dihikayatkan pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang sultan
bernama Sultan Maulana Hasanuddin. Ia adalah sultan pertama di Banten yang
sangat berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Banten. Beliau mendapat
gelar Pangeran Sabakingking atau Seda Kinkin, dari kakeknya, yaitu Prabu
Surasowan, yang pada masa itu menjabat sebagai bupati di Banten.
Sultan Maulana Hasanuddin sendiri adalah putera kedua dari Syaikh
Syarif Hidayatullah, putra Pangeran Cakrabuana atau yang lebih dikenal dengan
Sunan Gunung Djati yang merupakan salah satu dari sembilan wali (wali sanga)
dan ibunya yang bernama Nyi Kawunganten (putri dari Prabu Surasowan).
Suatu hari Prabu Surasowan jatuh sakit. Ia menderita penyakit
yang sangat parah. Banyak tabib yang didatangkan ke istana untuk mengobati
penyakit beliau. Berbagai macam pengobatan dan ramuan dari dedaunan yang
didatangkan dari Gunung Karang, Pulosari, Asepan, dan Pinang, tetapi semuanya
berakhir sia-sia
”Sudahlah istriku, tidak usah kau cemaskan keadaanku saat ini.
Aku pasti sembuh,” ujar Surasowan sambil menggenggam tangan istrinya.
“Bukan begitu Paduka, aku sudah berupaya mendatangkan
tabib-tabib ternama dari seluruh Banten untuk mengobatimu. Namun, kau tetap
saja terbaring di tempat tidur ini. Maafkan aku, Paduka,” ucap istri Prabu
Surasowan.
Sumber:
“Pertarungan Sultan Maulana Hasanuddin dan Prabu Pucuk Umun”. Kemdikbud.go.id, https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/ceritarakyat/9f61408e3afb633e50cdf1b20de6f466-baca.