Kisah Datu Diyang
Cerita Rakyat dari Kalimantan Selatan
Oleh Siti Akbari
Nun di sana, tampak rumah sederhana yang dibangun di atas sebuah
rakit besar. Bangunan itu terlihat hangat dan bersahaja. Dari balik pintu yang
terbuka terlihat susunan rumah yang tertata rapi dan bersih. Angin pun tampak
bebas keluar masuk lewat jendela yang terdapat di samping kanan, kiri,
depan,dan belakang rumah.
Di depan rumah lanting tampak ada tumpukan kajang yang telah
siap digunakan. Ada tanggui, tikar, dan bakul yang tersusun rapi. Barang-barang
itu telah siap untuk dipasarkan. Adapun di samping rumah berjejer bibit-bibit
tanaman. Ada bibit berupa bakal pohon. Ada yang merupakan tanaman untuk ramuan
obat-obatan. Ada pula tanaman yang merupakan bahan untuk bumbu masak.
Seorang perempuan muda asyik memisah akar enceng gondok dari
batangnya. Di sampingnya tampak gundukan akar enceng gondok dan gundukan batang
enceng gondok. Apabila tampak sekumpulan enceng gondok akan lewat di
hadapannya, ia segera berdiri dan mengambil kayu panjang. Diarahkannya kayu
panjang ke kumpulan enceng gondok.
Setelah berhasil mendekatkan ke pinggir, dengan segenap kekuatan
ditariknya kumpulan enceng gondok tersebut ke hadapannya. Ia tampak senang
sekali melihat kumpulan akar enceng gondok yang terlihat hitam mengkilat
tertimpa cahaya matahari. Daun hijaunya terlihat hijau segar, tambah lagi
dengan bunga ungu enceng gondok yang menyembul di antara rumpun-rumpunnya.
Sumber:
“Kisah Datu Diyang”. Kemdikbud.go.id, https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/ceritarakyat/1c383cd30b7c298ab50293adfecb7b18-baca.