Cerita dongeng asal Bengkulu, Ular Gaib dan Si Bungsu
Dongeng rakyat asal Bengkulu berikut berjudul Ular Gaib dan Si Bungsu dari buku 120 Cerita Nusantara, penerbit Gramedia (2019).
Alkisah di kaki gunung
di Bengkulu, hidup seorang ibu tua dengan tiga orang putrinya. Suatu ketika,
ibu tua itu sakit keras. “Ibumu hanya bisa sembuh dengan ramuan dedaunan hutan
yang dimasak bara api gaib dari puncak gunung,” ujar dukun penyembuh di desa.
“Sayangnya, bara itu
dijaga ular gaib yang ganas.” Katanya lagi.
“Aku tidak berani
mengambilnya,” ujar si Sulung.
“Aku juga takut,” kata
si Tengah.
Hanya si Bungsu yang
berani. Esoknya, ia berangkat ke puncak gunung. Bumi bergetar hebat pertanda
ular gaib mencium bau manusia di dekatnya. Si Bungsu sangat ketakutan dan ingin
lari, tapi ia teringat ibu yang sangat dicintainya.
“Ular yang baik,
bolehkah aku meminta sebutir bara apa untuk mengobati ibuku?” pinta si Bungsu
mendekati si Ular gaib dengan hati-hati.
“Akan kuberikan asal
kau berjanji mau menjadi istriku.” Jawab si Ular gaib tak terduga. Demi
kesembuhan ibunya, si Bungsu menyanggupinya.
Setelah sang Ibu
berangsur-angsur sembuh, si Bungsu segera kembali ke sarang ular gaib untuk
menempati janjinya. Betapa terkejutnya si Bungsu karena pada malam hari, si
Ular gaib menjelma menjadi seorang pemuda yang gagah dan tampan.
Si Sulung dan si
Tengah tak sengaja mengetahui hal ini dan sangat iri. Suatu malam mereka
mencuri kulit ular gaib dan membakarnya. Mereka berharap si Ular gaib marah,
lalu menyakiti si Bungsu.
Tapi ternyata kulit
yang dibakar, justru membuat pemuda itu tak bisa lagi berubah menjadi ular.
Dari sanalah semua
menjadi tahu bahwa si Pemuda sebenarnya adalah pangeran kerajaan yang terkena
kutukan. Sang Pangeran segera membawa si Bungsu dan ibunya ke kerajaan.
Sementara si Tengah dan si Sulung menolak karena malu dengan perbuatan mereka
sendiri.