Cerita nusantara legenda Danau Lipan dari Kalimantan Timur
Cerita
nusantara legenda Danau Lipan dari Kalimantan Timur
Cerita rakyat Asal Usul Danau Lipan juga terdapat dalam buku
Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara yang ditulis oleh Sumbi Sambangsari dan
diterbitkan oleh Wahyumedia pada tahun 2008
Pada zaman dahulu
kala, daerah Muara Kaman adalah laut yang ramai dengan kerajaan kuno yang
berkuasa. Kerajaan ini memanfaatkan laut untuk membangun pelabuhan dan
melakukan perdagangan dengan kapal-kapal dari dalam dan luar negeri.
Di samping dikenal
sebagai pusat perdagangan, kerajaan ini juga terkenal dengan kecantikan Putri
Aji Berdarah Putih, yang diberi julukan "Darah Putih" karena kulitnya
yang sangat putih sehingga jika minum air sirih, warna merahnya terlihat turun
ke tenggorokannya.
Mendengar tentang
kecantikan Putri Aji, raja dari Negeri Tiongkok pun memutuskan untuk
melamarnya. Ia mengumpulkan pasukannya di kapal-kapal besar dan berlayar menuju
Muara Kaman, dengan maksud memberikan kesan yang baik. Ketika kabar kedatangan
Raja Tiongkok sampai kepada Putri Aji, ia pun bersiap-siap menyelenggarakan
pesta penyambutan meriah.
Sang Raja disambut
dengan perayaan yang besar, dilengkapi dengan beragam hidangan lezat, minuman,
dan tarian. Putri Aji, sebagaimana yang dikhawatirkannya, menyambut Raja
Tiongkok dengan ramah dan hangat.
Namun, terkejut dan
jijik ia melihat perilaku sang Raja yang tidak sopan. Raja Tiongkok dengan
rakusnya menyantap makanan langsung dari mangkoknya tanpa menggunakan tangan.
"Huh! Raja Tiongkok berperilaku seperti binatang! Sungguh disayangkan,
saya telah menyambutnya dengan baik," ucap Putri Aji dalam hati.
Setelah jamuan makan,
Raja Tiongkok mengajukan lamarannya kepada Putri Aji.
Namun, karena jijik
dengan perilaku sang Raja, Putri Aji menolak dengan tegas, "Saya tidak mau
menjadi permaisuri dari raja yang kotor dan tidak tahu sopan santun."
Jawaban Putri Aji
membuat Raja Tiongkok marah dan pulang dengan penuh amarah ke negerinya. Tidak
puas dengan penolakannya, sang Raja berencana untuk membalas dendam.
Ia mengumpulkan
pasukan besar-besaran dan berencana untuk menyerang kerajaan Putri Aji dengan
maksud merebut takhta secara paksa.
Putri Aji pun
menyadari bahwa pasukannya dalam keadaan kalah jumlah jika pertempuran terus
berlanjut. Oleh karena itu, dengan kebijaksanaan dan kesaktiannya, ia
memutuskan untuk menggunakan kekuatannya untuk mengalahkan Raja Tiongkok.
Ia mengambil sirih
dari wadah dan mengunyahnya sambil mengucapkan mantra, "Jika kekuatan yang
diwariskan oleh nenek moyang saya ini benar, maka ubahlah sirih ini menjadi
lipan ganas yang akan menyerang pasukan Tiongkok."
Putri Aji pun
memuntahkan sirih itu ke seluruh daerah. Potongan-potongan sirih yang ia
semburkan berubah menjadi lipan ganas yang menyerang tentara Tiongkok. Jumlah
lipan terus meningkat dan mencapai jutaan.
Raja Tiongkok dan
pasukannya ketakutan dan lari ke kapal mereka untuk menyelamatkan diri. Namun,
para lipan tak henti-hentinya menyerang. Mereka melompat ke kapal sang Raja dan
menyebabkan kapal itu tenggelam bersama seluruh pasukan. Tempat penenggelaman
kapal tersebut berubah menjadi ladang yang subur, berlimpah dengan tanaman.
Sisa air di daerah tersebut pun diberi nama "Danau Lipan" sebagai
kenangan akan peristiwa itu.