Buku Harian Laurabelle
Malam begitu dingin hari berteman sepi bintang begitu terang bulan begitu indah namun sosok gadis bernama Laurabelle wajahnya tampak lelah, matanya sembab dan terbaring di atas ranjangnya sekali lagi dia terisak lalu menangis dia diam membisu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Lalu dia mengunci pintu kamarnya lalu mengambil sebuah kotak bewarna hijau lalu diambilnya buku harianya. Buku bersampul hitam itu lantas diambilnya lalu perlahan-lahan ia mulai menulis sekata demi kata..
Dear diary aku mulai bertanya mengapa hari-hariku di teman sepi. Aku bagaikan hidup sebatang kara ayahku sudah lama meninggalkanku lalu ibu terlalu sibuk dengan suami barunya. Aku sama sekali tidak merasakan bahagianya hidup. Teman teman menjauhiku aku dibully. Aku diolok setiap saat bahkan tak segannya mereka melakukan kekerasan kepadaku. Aku sudah muak. Aku adalah mahluk tiada daya yang miskin dan hina namun berilah aku kebahagiaan walau hanya sebutir debu.
Suatu hari ada seorang pria bernama Hendrik. Dia tampan dan memang suka kepadaku sebulan yang lalu dia menembaku. Aku merasa jauh lebih baik pada saat itu namun hal itu tak berlangsung lama. Ada wanita bernama Wendi dia juga menyukai Hendrik. Dia sangat marah kepadaku aku menjadi bulan-bulanan dia dan teman-temanya. Seringkali aku mengabaikanya dia semakin berapi-api. Akhirnya aku putus sama Hendrik aku tau Hendrik kecewa atas pernyataanku namun Hendrik juga tidak mau aku menjadi bahan bulan-bulanan mereka terutama Wendi.
Sekarang aku tidak punya pacar ataupun teman tapi teman-teman begitu angkuh karena mereka anak orang kaya sedangkan aku miskin. Aku disekolahkan disini karena bantuan teman ibuku yang kaya ibuku sangat berterimakasih pada saat itu begitu juga aku sekolah itu memang bagus tapi aku sudah muak. Aku tak punya tempat untuk mengadu hanya kamulah tempatku mengadu mencurahkan isi hati yang sudah lama terpendam. Seminggu yang lalu adikku masuk rumah sakit karena DBD ibu begitu kelimpungan untuk biaya rumah sakit namun suami barunya yang punya banyak uang sedikit membantu ya semenjak ibuku menikah lagi keadaan ekonomi memang sedikit lebih baik.
Lalu gadis itu menutup buku hariannya dan memasukanya kembali ke dalam kotak ia ingin keluar dari sekolahnya tapi ia tidak berani menceritakan itu ke ibunya karena adiknya juga sedang sakit dia tidak mau merepotkan. Sepanjang hidupnya hanya berteman dengan sepi dan mencurahkan isi hatinya kepada buku harianya itu