Asal Mula Nama Irian
Dikisahkan bahwa dahulu kala ada sebuah keluarga yang terdiri dari beberapa anak laki-laki tepatnya di Kampung Sopen, Biak Barat. Salah satunya bernama Mananamakrdi dia memiliki banyak kudis yang berbau di sekujur tubuhnya.
Saudara- saudaranya yang
tidak tahan dengan bau kudisnya akhirnya mengusir Mananamakrdi dari kampung.
Dia pun akhirnya pergi ke pantai dan mengendarai perahu ke tengah lautan.
Dia terpaksa hidup
seorang diri di sebuah pulau. Pada saat Mananamakrdi sedang mencari makan, dia
menemukan makhluk aneh yang meminta tolong. Mananamakrdi pun menolongnya dengan
syarat ingin disembuhkan kudisnya dan diberi istri yang cantik.
Makhluk itu pun menyuruh
Mananamakrdi melempar buah bitanggur ke gadis-gadis yang mandi di sungai.
Niscaya gadis itu akan menjadi istrinya.
Suatu hari Mananamakrdi
melihat gadis cantik mandi di sungai, dia segera melempar buah bitanggur itu
pada sang gadis yang bernama Insoraki. Anehnya gadis itu kemudian hamil dan
keluarganya tidak ada yang percaya jika dia hamil begitu saja.
Ketika Insoraki sudah
melahirkan, anaknya diberi nama Konori. Saat di kampung Insoraki mengadakan
upacara perayaan selamatan untuk Konori, Mananamakrdi ikut hadir di sana.
Konori tiba-tiba
memanggil Mananamakrdi: "Ayah... ayah!"
Sontak saja Mananamakrdi
segera dinikahkan dengan Insoraki. Lambat laun, penduduk kampung tidak tahan
dengan kudis Mananamakrdi. Mereka semua pun meninggalkan desa itu.
Pada suatu pagi
Mananamakrdi membuat api dengan kayu bakar, dia melompat ke kobaran api itu dan
membuat anak istrinya berteriak histeris. Tak lama kemudian, Mananamakrdi
keluar dari api dalam kondisi sembuh tanpa kudis dan jadi lebih tampan.
Insoraki dan Konori senang.
Siang itu matahari
bersinar lebih panas daripada biasanya. Konori berteriak: "Irian...
Irian".
Irian artinya panas,
semenjak saat itulah daerah tempat tinggal Mananamakrdi diberi nama Irian.
Cerita ini dikutip dari
buku Kisah Sepuluh Bidadari Cerita Rakyat Papua oleh Yoseph Yapi
Taum (2017:1-4).