Cerita Rakyat Aceh Mentiko Betuah

Mentiko betuah diartikan sebagai batu bertuah. Cerita rakyat Aceh Mentiko Betuah berisi kisah kelahiran Rohib, anak raja negeri Simeulue.

Alkisah, sang raja dan permaisurinya semula sulit memperoleh keturunan. Mereka lantas memutuskan menjalani ritual mandi suci di sebuah sungai. Alhasil, keinginan mereka pun terkabulkan. Lahir seorang putra kerajaan yang bernama Rohib.

Namun, saat tersebut tumbuh dewasa, Rohib mengalami kegagalan dalam pembelajaran. Ayahnya kemudian memerintahkan Rohib mengasingkan diri dengan membawa sedikit perbekalan.

Di tengah pengasingan, Rohib bertemu orang-orang yang sedang mengganggu burung. Sebagai orang baik, ia pun mengusir manusia di hadapannya.

Penghargaan atas kebaikan ternyata dibalas langsung di depan muka. Muncul sosok ular yang memberinya hadiah batu bertuah. Konon, batu itu bisa mengabulkan berbagai hal, termasuk saat Rohib meminta uang koin sebanyak-banyaknya.

Ayah Rohib bangga dengan pencapaian anak semata wayangnya, bahkan sampai mencari tukang cincin untuk menjadikan batu ajaib tersebut perhiasan. Namun, nahasnya barang yang sulit diperoleh itu malah dicuri.

Sang ular lantas memerintahkan anjing, kucing, dan tikus, untuk menemukan cincin yang hilang. Kendati berhasil menemukannya, tikus ternyata sudah menyiapkan strategi untuk menguasai batu bertuah.

Cerita rakyat pendek dari Aceh ini mengandung pesan moral supaya tidak memercayakan barang berharga kepada orang lain, apalagi tanpa perikatan atau perjanjian tertentu. Di cerita yang sama, tersurat pula pesan moral bahwa kita tidak boleh mengabaikan amanat.