Asal Usul Burung Ruai yang Dianggap Sebagai Jelmaan Putri Raja
Pada zaman dahulu, berdirilah suatu kerajaan di kaki Gunung
Ruai yang saat ini berada di Kabupaten Sambas,Kalimantan Barat. Kerajaan
tersebut dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana dengan memiliki 7
orang putri yang sangat cantik.
Dari ketujuh anaknya tersebut, si bungsu lah yang paling baik
hati jika dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang memiliki perangai sangat
buruk. Oleh sebab itu, sang raja kerap memarahi keenam putrinya dan sebaliknya
memanjakan putri bungsunya.
Tanpa sepengetahuan raja, keenam putri tersebut seringkali
memperlakukan si bungsu dengan tidak baik. Mereka kerap meminta adiknya untuk
melayani mereka.dan akan memukulnya jika menolak atau melakukan kesalahan.
Meskipun demikian, si bungsu
enggan untuk melaporkan sikap buruk kakak-kakaknya kepada sang ayah karena
merasa sangat takut.
Suatu hari, raja hendak melakukan kunjungan ke negeri tetangga selama dua
bulan.
Agar kepemimpinan tak kosong, maka raja menunjuk putri
bungsunya yang paling bersikap baik untuk sementara waktu menggantikannya
memimpin kerajaan.
Mengetahui keputusan tersebut, keenam kakak si bungsu
merasa begitu iri dan merencanakan perbuatan jahat. Keesokan harinya, si bungsu
diajak oleh keenam kakaknya untuk mencari ikan dengan menggunakan rotan di
sebuah gua.
Setibanya di gua, si bungsu dipersilakan untuk masuk
terlebih dahulu dan keenam kakaknya mengikutinya dari belakang. Setelah sampai
ke perut gua yang begitu gelap, si bungsu ditinggalkan begitu saja oleh keenam
kakaknya.
Ia pun langsung menangis tersedu-sedu ketika menyadari
bahwa dirinya sengaja dicelakai oleh kakak-kakaknya dengan ditinggalkan di gua
yang gelap seorang diri.
Beruntungnya, tangisan si bungsu ini terdengar oleh
kakek-kakek penunggu gua. Kakek ini pun seketika menawarkan bantuan kepada si
bungsu agar bisa melepaskan penderitaannya.
“Tenanglah, cucuku! Aku akan membebaskanmu dari semua
penderitaan. Namun kamu akan menjadi seekor burung dan air matamu akan menjadi
telur-telur yang akan menemani keseharianmu ketika telah menetas menjadi
burung-burung,” tutur sang kakek.
Benar saja, bulir-bulir air mata si bungsu berubah
menjadi telur dan tubuhnya tiba-tiba menjadi seekor burung dengan bulu yang
sangat cantik sesuai dengan paras aslinya.
Si bungsu yang telah menjadi seekor burung pun menuruti
perintah sang kakek dan mengerami telur-telur tersebut hingga menjadi
burung-burung yang menemaninya.
Setelah menjadi burung, si bungsu akhirnya dapat pergi
keluar dari gua dan bertengger di ranting pepohonan yang ada di sekitar
kerajaan sambil melihat keenam kakaknya diadili oleh sang ayah.
Dari situlah, masyarakat Kalimantan Barat percaya bahwa
burung ruai yang cantik konon merupakan jelmaan seorang putri raja.