Hagala
Hagala
Oleh *Purnama Disastra S.S S.Pd
Entah sejak kapan, setahu penulis Kata Hagala selalu muncul saat lebaran Idul Fitri.
Tradisi hagala itu sudah puluhan tahun lamanya di Bima. Belum ada penelitian, sejak kapan pastinya tradisi hagala itu dimulai.
Entah dari mana bahasa apa itu hagala. Membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kita tidak akan menemukan kata hagala.
Hagala menurut pemahaman saya adalah seorang yang berlebih harta memberi kepada yang kekurangan. Itu awalnya.
Pemahaman itu berkembang sesuai dengan keadaan jaman di mana Hagala selain dibagikan tetapi lebih ke arah 'meminta'. Jadi, jangan heran kalau Kamu berlebaran di Bima kata-kata 'Mbei Ja Hagala ni'. 'Be Hagala Mada/ Nahu?'. 'Ake, Hagala'.
Malah sebelum pandemi Covid 19 dulu, fenomena Hagala begitu menggila. Sekelompok orang akan berkeliling meminta 'Hagala' dari rumah ke rumah.
Intinya Hagala itu semacam sedekah. Yang dimaksudkan untuk membersihkan Harta bagi orang yang sudah berkecukupan.
Jika kita renungkan lebih dalam, sebetulnya memberikan sedekah itu selalu ada setiap saat, tidak hanya menjelang Hari Raya Idul Fitri. Tetapi ini soal momentum saja. Momentum Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri, menjadi lebih berkesan bagi mereka yang memberikan dan menerima hagala.
Mari berhagala, tetapi tidak memaksakan diri jika tak mampu memberikan hagala.
Wallahu a’lam bissawab.
*Penuls adalah Guru SD Negeri 13 Kolo Kota Bima
(mai)