Nyapu dan Moret
Alkisah di daerah dekat sungai, terdapat sebuah desa yang makmur dan kaya raya. Penduduknya damai dan ramah-tamah. Namun tak lama kemudian datanglah perampok dengan berbagai senjata. Perampok tersebut memorak-porandakan desa yang kaya dan makmur tersebut.
Banyak rumah yang hancur dan
penduduk pun tidak tinggal diam. Seluruh penduduk akhirnya melakukan
perlawanan. Alhasil karena perlawanan tersebut, seluruh warga mampu mengusir
perampok tersebut keluar dari area perkampungan.
Akibat dari serangan perampok
tersebut, akhirnya seluruh penduduk memutuskan untuk berkumpul di balai desa.
Setelah rapat dimulai, tak berlangsung lama ada seorang pemuda yang angkat
bicara.
Pemuda tersebut bernama Nyapu dan
mengusulkan untuk meninggalkan kampung tersebut. Nyapu tersebut berucap
untuk sebaiknya membuat desa baru agar terhindar dari serangan perampok lagi.
Namun usulan tersebut tak mendapat dukungan kecuali istrinya sendiri.
Seluruh warga akhirnya memutuskan
untuk tetap bertahan di desa. Mereka lebih memilih mengadakan upacara roh untuk
melindungi desa. Seluruh warga juga bersepakat untuk membuat benteng pertahanan
yang kokoh.
Siang dan malam seluruh laki-laki
bergiliran menjaga area desa. Dan para perempuan bertugas untuk menyiapkan
makanan. Ketika waktu mulai malam, beberapa perempuan melihat kapal datang dari
hilir sungai dan menuju ke area desa.
Mengetahui bahwa kapal tersebut
berisi perampok, para perempuan akhirnya lari ketakutan.
Para perempuan berteriak 'perampok' ke seluruh penjuru desa. Mendengar
teriakan tersebut, akhirnya para warga terbangun dan bersiap untuk melawan
perampok-perampok tersebut. Akhirnya pertempuran sengit terjadi. Setelah
bertarung cukup lama, akhirnya kemenangan pun dimenangkan oleh penduduk desa.
Namun banyak kaum laki-laki yang
tewas sehingga membuat banyak wanita menangis histeris. Melihat kerusakan desa
yang cukup parah, akhirnya Nyapu kembali mengajakseluruh warga untuk
meninggalkan desa yang ditinggali.
Ajakan Nyapu tetap ditolak oleh para
warga desa. Nyapu pun berucap bahwa dirinya beserta istri akan pergi
meninggalkan desa untuk ke hulu sungai dan berniat membuat ladang di sana.
Setelah mereka mau berangkat, tak lama disusul para janda yang semuanya
berjumlah 40 orang. Mereka akhirnya berangkat menyusuri sungai dan akhirnya
menemukan sungai yang tepat.
Sungai tersebut diberi nama Sungai
Bolo. Pemandangan area sungai itu sangatlah indah dengan adanya banyak pepohonan
yang tumbuh di sana.
Karena area Sungai Bolo begitu indah
dan subur. Akhirnya seluruh rombongan memutuskan untuk menetap di area sungai
tersebut. Para warga pun membangun rumah baru dan menamakan desa tersebut
sebagai Desa Nyapu. Mereka bersemangat membuka ladang dan menanaminya dengan
padi.
Setelah panen tiba, hasilnya pun
memuaskan dan lumbung mereka terisi penuh. Kebahagiaan Nyapu semakin bertambah
karena istrinya sedang melahirkan. Bayi tersebut diberi nama Moret. Setelah
Moret dewasa, ia pun tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas.
Tak berlangsung lama, penduduk
Muara Sian diserang kawanan perampok. Karena tak mampu mempertahankan
desa, akhirnya mereka pindah ke Desa Nyapu. Setelah berlangsung lama, Moret
tumbuh menjadi gadis cantik nan pintar. Lalu datanglah seorang pemuda yang
bernama Karang hendak melamar.
Moret berucap, bahwa lamaran
tersebut akan diterima asal lumbung terisi penuh dengan beras. Karena
pemuda tersebut bisa memenuhi permintaan Moret dan berhasil. Kemudian Moret
menikah dengan pemuda tersebut. Mereka akhirnya hidup bahagia bersama.