Legenda Kebo Iwa dan Asal-Usul Gunung Batur

Dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri yang telah lama mendambakan keturunan. Doa mereka dikabulkan oleh Sang Hyang Widi Wasa, dan akhirnya, seorang anak laki-laki lahir ke dunia.

Anak ini, yang diberi nama Kebo Iwa, tumbuh dengan cepat dan memiliki nafsu makan yang tak terpuaskan. Sejak bayi, nafsu makannya setara dengan sepuluh orang dewasa. Saat ia bertambah dewasa, Kebo Iwa menjadi semakin kuat dan besar, membuat kedua orang tuanya kewalahan.

Kebo Iwa, yang terkenal dengan kemarahannya, sering merusak apa pun yang ada di depannya ketika tidak puas dengan makanan. Warga desa pun ketakutan dengan sifatnya yang ganas.

Meski begitu, Kebo Iwa bersedia membantu pekerjaan berat warga desa, seperti membuat sumur, memindahkan rumah, dan mengangkut batu-batu besar. Ia melakukannya dengan cekatan, namun imbalannya selalu berupa makanan dalam jumlah besar.

Suatu hari, saat musim paceklik melanda dan penduduk kesulitan memberikan makanan untuk Kebo Iwa, mereka merasa sangat khawatir. Warga desa pun berembuk untuk mencari cara agar Kebo Iwa tidak lagi mengancam mereka.

Akhirnya, mereka sepakat untuk membuat rencana. Warga desa mendekati Kebo Iwa dan mengajaknya membuat sumur yang sangat besar. Mereka menjanjikan imbalan berupa makanan dalam jumlah yang sangat banyak. Kebo Iwa setuju tanpa curiga.

Bergotong-royong, warga desa mengumpulkan makanan dan batu kapur. Mereka menyampaikan rencana membuat rumah besar dan indah untuk Kebo Iwa sebagai imbalannya. Kebo Iwa pun bekerja keras menggali tanah untuk membuat sumur yang semakin besar.

Hari demi hari berlalu, sumur yang digali oleh Kebo Iwa semakin dalam dan lebar. Kepala desa meminta agar Kebo Iwa membuat kolam yang lebih besar lagi. Kebo Iwa, tertarik dengan janji warga desa, setuju melanjutkan pekerjaannya.

Namun, pada suatu saat, warga desa menjalankan rencananya. Mereka melemparkan batu kapur ke dalam lubang galian yang digali oleh Kebo Iwa, yang tanpa sadar terus bekerja. Air semakin memancar, dan batu kapur yang masuk ke dalam lubang membuat hidung Kebo Iwa tersumbat.

Kebo Iwa yang merasa kelelahan dan kelaparan meminta istirahat dan makanan. Warga desa memberinya makanan dalam jumlah besar, lalu secara tiba-tiba, mereka melemparkan lebih banyak batu kapur ke dalam lubang.

Tersedak dan tidak dapat menyelamatkan diri, Kebo Iwa akhirnya tenggelam di dalam sumur yang ia gali sendiri. Air pun meluap, menciptakan Danau Batur, sementara tanah di sekitarnya membentuk Gunung Batur.

Kebo Iwa yang memiliki nafsu makan tak terpuaskan dan selalu ingin lebih banyak, pada akhirnya terjebak dalam kelicikan warga desa. Keserakahannya membuatnya mudah dimanipulasi dan terjerumus ke dalam bahaya.