Lebarannya Beda; Sebuah Tulisan

Lebarannya Beda; Sebuah Tulisan

*Oleh Purnama Disastra, S.S.,S.Pd

"Wah, Lebarannya beda" Kok bisa? Demikian pertanyaan yang muncul dari anak- anak dan remaja Islam setiap kali lebaran berbeda.

Saya juga dulu termasuk yang bertanya-tanya. Kenapa beda dan sebagainya.


Katanya tidak boleh berpuasa kalau takbir sudah dikumandangkan.

Masa iya 1 syawalnya ada dua kali.

Kalau saya makan pas orang masih menggenapkan puasa bagaimana.

Dan seterusnya dan seterusnya. 

Pertanyaan- pertanyaan ini akan terjawab dengan sendirinya nanti begitu anak kecil remaja tersebut mau belajar Islam.

Islam itu indah, kok. Perbedaan adalah Sunatullah.

Trus gimana donk gaess kalau ada yang bertanya.

Yang paling utama masalah penentuan 1 syawal itu adalah masalah Ijtimak. Artinya terdapat perbedaan dalam menafsirkan hadits dari Rasulullah.

Hisab dan Rukyah adalah dua hal yang berbeda. 


Sampai tahun berapapun, Muhammadiyah dan Ormas lainnya yang menggunakan Hisab sudah menentukan tanggal 1 Syawal untuk seribu tahun ke depan.

Sedangkan Ormas terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama (NU) selain menggunakan metode hisab tetapi juga menggunakan metode ruqyah hilal (melihat bulan baru) yang mengakibatkan perbedaan itu pasti akan selalu ada. Meski sekali- sekali bisa sama juga.

Kan itu ormas? Trus Pemerintah gimana?

Menteri Agama di Kabinet Pemerintah ya Orang Nahdatul Ulama, Pasti Lebarannya ya sama dengan NU lah.

Wallahu a'lam bisawab.

*Penulis adalah Guru SD Negeri 13 Kolo Kota Bima

(mai)