Anas Bin Malik

 Ketika Nabi tiba di Madinah pada 622, ibu Anas membawa Anas bin Malik yang masih kecil berjalan di depan Rasulullah. Ummu Sulaim bermaksud menghadiahkan anak laki-lakinya sebagai pelayan untuk Nabi.

"Saat masih berusia 10 tahun, Ummu Sulaim membawa Anas kepada Rasulullah dan berkata, 'Wahai Rasulullah, ini adalah Anas, pembantumu yang akan melayanimu maka berdoalah kepada Allah untuknya'" tulis Khalid Muhammad Khalid dalam Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW tentang Al Barra bin Malik, Allah dan Surga.

Rasulullah pun senang dan menerima Anas. Kemudian ia mengusap kepala Anas bin Malik dengan tangannya dan memegang kuncirnya dengan jari-jarinya yang lembut dan membawa Anas ke keluarga Rasulullah dan mendoakannya:

"Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya. Berkahilah ia dan masukkanlah ke dalam surga. Masukkanlah ia ke dalam surga."

Sejak kecil Anas telah menjadi khadim yang melayani berbagai keperluan Rasulullah. Anas hidup di dalam pendidikan dan penjagaan Rasulullah sampai beliau meninggal. Masa-masa bersama Rasulullah berlangsung tepat selama sepuluh tahun.

Itulah yang membuatnya mampu menghafal banyak hadis. Meski demikian, Anas termasuk orang yang sangat hati-hati dalam meriwayatkan hadis yang bersumber dari Rasulullah.

Ia selalu menyatakan di akhir riwayatnya dengan perkataan, "atau sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW."

Jiwanya pun penuh dengan hidayah, hatinya penuh dengan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW sehingga ia menjadi orang yang lebih tahu tentang keadaan Rasulullah, rahasia, sifat-sifat Rasulullah yang tidak diketahui orang lain kecuali dirinya.

Semasa hidupnya, Anas bin Malik selalu menggerakkan bibirnya untuk menyebut Rasulullah. Hari yang sangat menggembirakannya adalah hari pertemuannya dengan Rasulullah dan hari yang menyedihkan baginya adalah hari perpisahannya dengan Rasulullah.

Setelah kepergian Rasulullah pada tahun 632 Masehi, Anas berpartisipasi dalam perang penaklukan di bawah kekhalifahan Rasyidin.

Anas bin Malik juga merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW yang terakhir meninggal di Basra. Ia disebut hidup sampai usia 99 tahun dan dikaruniai banyak anak dan cucu, sebagaimana Allah memberinya rezeki berupa kebun yang luas dan subur.