Bura, Si Beruang yang Sering Lupa
Bura berdiri di depan pintu rumahnya. Ia membuka dan menutup tasnya berulang kali. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengeluarkan isi tasnya.
Prak prak prak… Satu
per satu benda di dalam tas Bura dikeluarkan. Namun, Bura masih kebingungan.
“Hai Bura, cari apa?” kata Cendan yang hinggap di pohon dekat
rumah Bura.
“Kunci pintu rumahku, Cen. Ah, aku lupa menaruhnya di mana,” kata
Bura.
“Wah, hilang lagi? Bukannya dua hari yang lalu juga hilang?” kata
Cendan sambil terbang mendekati tas Bura yang tergeletak di atas tanah.
“Haaah, aku memang pelupa Cen,” kata Bura sedih. Ia duduk
menyender dan tampak kelelahan.
Cendan membantu Bura mencari kunci sekali lagi dalam tas. Kasihan
Bura yang tidak bisa masuk ke rumah. Dua hari yang lalu, ia mencari kunci ke
sana ke mari, ternyata ia taruh di kantong. Ah! Cendan ingat sesuatu.
“Coba lihat di kantong, siapa tahu ada,” kata Cendan.
Bura merogoh kantongnya.
“Ah, ini dia!” kata Bura berseru.
“Tuh, kan, sama seperti kemarin. Bura selalu saja lupa,” kata
Cendan sambil terbang.
Bura masuk ke rumah. Walaupun lelah, tetapi ia juga lapar. Jadi,
ia memutuskan untuk membuat makan siang.
Bura memang beruang yang sangat pintar memasak. Ia sering
mengundang teman-teman untuk makan di rumahnya. Ia juga selalu membawa makanan
lezat saat piknik bersama.
“Sya lalalalala…. aku akan buat makan siang lezat untuk Cendan,”
kata Bura.
“Lalu, aku akan antarkan ke rumahnya untuk jadi kejutan. Pasti ia
senang,” kata Bura.
Aroma masakan Bura begitu sedap. Apalagi saat ia membuka jendela
dapurnya, aroma lezat menyebar ke area hutan. Ia membuat begitu banyak makanan
karena ada banyak bahan yang tersimpan di dapur.
Bura tinggal bersih-bersih sedikit lagi. Tiba-tiba ada suara pintu
diketuk.
“Siapa yang datang, ya?” tanya Bura pada dirinya sendiri.
Saat Bura membuka pintu, sudah ada Cendan, Seta, Hari, Tuan
Lanlan, Bu Liba, dan banyak sekali penduduk hutan lainnya.
“Selamat ulang tahun Buraaaa…” teriak seluruh tamu saat Bura
membuka pintu.
Bura kaget sekali. “Memangnya aku ulang tahun hari ini?” tanya
Bura polos.
Semua tamu menggeleng-gelengkan kepala.
“Bura lupa lagi, yaa. Kan, kamu mengundang kami datang ke rumah
siang ini karena kamu ulang tahun,” kata Tuan Lanlan.
“O, iya! Aku lupa,” kata Bura.
“Ah, Bura…..” kata seluruh tamu.
“Tapi tenang saja, aku sudah buat banyak makanan. Kita bisa makan
siang sama-sama sesuai rencana,” kata Bura.
“Yaaaayy,” sorak semua tamu berbahagia.
“Nah, sebelum mulai makan, kami punya hadiah untuk Bura,” kata
Seta, si semut hitam.
“Taraaaaa,” Hari mengeluarkan bungkusan kado yang cukup besar.
Bura membuka isinya. Sebuah papan tulis, lengkap dengan spidol
warna-warni.
“Itu namanya papan pengingat. Supaya Bura bisa mencatat, hihihi,”
kata Bu Liba, ibu lebah yang anggun.
Bura sangat bahagia. Ia berterima kasih pada seluruh
teman-temannya yang datang dan begitu sayang padanya.