MENGAJAR DI KOLO ; Sebuah perjalanan

artikel ini ditulis oleh Purnma.Disastra Guru SD Negeri 13 Kolo

Mengajar di Kolo; Sebuah Perjalanan (1)

Hampir dua tahun sudah saya mengajar di Kolo, sebuah daerah yang sebelumnya baru ‘sekali’ saya kunjungi,- itupun saat tamasya bareng sekolah saya yang lama. 

Berjarak -+ 15 Kilometer dari rumah saya perjalanan ke sana adalah sebuah cerita indah nan menantang.

Pemandangan indah di kiri- kanan jalan selalu memanjakan mata. Begitu ‘naik’ ke daerah Ule, maka petualangan segera dimulai. 

Melewati Polsek Asakota, Kita akan berada di puncak Kota Bima seakan-akan terus turun melewati kafe dan juga pemandian Bima Tirta.

Tarik gas beberapa saat, maka kita akan melewati SD Negeri 74 Songgela Kota Bima. DI ujung kita bisa melihat sebuah tanjakan yang dibagian bawah ada tempat untuk duduk para pemancing. Turun dari situ, Kita bisa melihat 'terminal' kapal yang membawa penumpang dari dan ke desa Sai. 

Pegal di kaki akan mulai terasa begitu Kita melewati PLTU Bonto, jalan menurun dan seketika harus menanjak pas diujung apabila berbelok ke kanan maka Kita akan menuju Temba Kolo. 

Tapi kita tidak ke kanan melainkan terus dan terus melewati jalan 'berbahaya' saking curamnya. Di sini, perlunya kita berhati- hati terlebih pada saat musim hujan.

Oh iya, saya lupa. Hal yang paling sering kita temui selama perjalanan adalah Ibu- ibu penjual ikan dengan sepeda motor. 'Wanita tangguh' itu kadang harus dua kali bolak- balik apabila permintaan akan ikan begitu tinggi di Kota. 

Kita yang awalnya merasa capek akan sedikit dibantu oleh vibes dari ibu- ibu tersebut.

Melewati PLTU Bonto artinya tujuan akan segera ditemui. Adalah Bonto, sebuah permukiman nelayan. Bagan yang diparkir rapi begitu indah dilihat. Saya kadang berhayal itu adalah Monaco nya Perancis- di mana kapal-kapal mewah ada dan siap mengajak saya keliling dunia.

Hal yang paling diingat begitu melewati Bonto adalah Aroma ikan asin yang khas. Kadang terlihat pemilik bagan membongkar ikan hasil tangkapannya. Dan Ibu- ibu tadi rupanya berasal dari daerah sini.

Sekolah selanjutnya yang akan Kita lewati adalah SD Negeri 34 Bonto. Tarik gas, maka Kita akan menemui tanjakan 'legend' yang sekarang lebih baik saya rasa.

Rasa pegal dan capek yang mulai mendera akan berkurang dan tiba-tiba menghilang ketika kita sudah melewati Bonto. Kolo di depan mata.

Menoleh ke sebelah kiri jalan, Kita akan melihat laut luas. Pulau kambing seakan-akan menjadi penguasa. Benteng Asakota berdiri kokoh dan 'Lampu Merah' legendaris itu seakan menyambutmu dan melambai ke arahmu. Welcome to Kolo.

Turun ke daerah Kolo, Kita akan melihat Pondok Wisata Kolo, karya hebat dari Pemerintah Kota. Melewati tempat wisata 'lokal' tempat orang Kota bertamasya.

Kalau saya berangkat jam 7 pagi, maka jam di henpon saya akan menunjukkan lebih 45 menit. 

Memasuki kawasan padat penduduk Kolo, maka butuh waktu sekitar sepuluh menit bagi saya untuk sampai ke sekolah. Sekolah yang dimaksud adalah SD Negeri 13 Kolo Kota Bima berada di samping lapangan Kolo.

Begitu saja. Masuk kelas, siswa penuh semangat dan Pelajaran dimulai.