Abu Hudzaifah bin Uthbah
Dialah
Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabiah bin Abdus Syams bin Abdi Manaf Al-Qurasyi.
Ia termasuk generasi pertama Islam dan menjadi tokoh di kalangan sahabat. Allah
memadukan kehormatan dan keutamaan dalam dirinya. Ia masuk Islam sebelum
Rasulullah menjadikan rumah Al-Arqam sebagai pusat dakwah. Ayahnya, Utbah bin
Rabiah adalah tokoh Quraisy yang sangat menentang dakwah Nabi. Ayahnya terbunuh
pada Perang Badar bersama tokoh Quraisy lainnya.
Ia
ikut berhijrah ke Habasyah, kemudian kembali ke Makkah dan tinggal bersama Nabi
hingga beliau hijrah ke Madinah. Nabi mempersatukan dirinya dalam ikatan
saudara dengan Abbad bin Bisyr Al-Anshari. la adalah tuan dari Salim. Bahkan,
istri Salim yang bernama Sahlahlah yang menyusuinya sebagaimana disebutkan
dalam Kitab Shahih Muslim.
Di
antara teladan luhur yang dicontohkan Abu Hudzaifah adalah loyalitasnya kepada
barisan Allah dan lepas-tangannya pada barisan setan. Dari Urwah bin Zubair,
dari Aisyah berkata, “Saat korban-korban mati-dari orang-orang musyrik
pada Perang Badar dikumpulkan, Rasulullah berdiri seraya berkata, “Wahai Utbah,
Wahai Syaibah, Wahai Umayyah bin Khalaf, Wahai Abu Jahal-beliau menyebut setiap
korban yang ada di tumpukan itu satu persatu apakah kalian telah mendapatkan
apa yang telah dijanjikan Tuhan kalian dengan hak? Sebab aku telah mendapati
apa yang dijanjikan Tuhanku dengan hak.”
Ibnu
Ishaq menggambarkan, “Cerita yang saya dengar, saat Rasulullah mengeluarkan
kata-katanya, ia melihat wajah Abu Hudzaifah bin Utbah berubah murung.
Rasulullah berkata, ‘Barangkali perasaanmu tentang ayahmu-Utbah bin
Rabiah-merasuk ke dadamu?’
Ia
menjawab, “Tidak, demi Allah. Saya tidak ragu pada ayahku dan pada kematiannya,
tapi saya mengetahui sifat ayahku yang banyak ide, bijak dan mempunyai
keluhuran. Semula saya berharap sifat-sifat itu mendekatkannya kepada Islam.
Tatkala saya melihat apa yang menimpanya hari ini dan saya ingat balasan orang
yang mati dalam kekafiran setelah saya berharap seperti itu, inilah yang
membuat saya sedih.”Nabi pun mendoakan kebaikan untuknya.
Abu Hudzaifah ikut Perang Badar, Uhud dan
semua peperangan bersama Rasulullah. Pada saat Perang Yamamah, ia berangkat
keluar untuk memerangi Musailamah Al-Kadzab demi meninggikan kalimat Allah,
hingga ia terbunuh sebagai syahid. Saat itu usianya mencapai 53 tahun atau 54
tahun.