Abdullah bin Rawahah Sang Penyair Ulung
Abdullah bin Rawahah adalah sahabat Rasulullah
SAW dari kalangan Anshar, yang berasal dari suku Khazraj keturunan Bani
Haritsi. Nama panggilannya antara lain Abu Muhammad, Abu Ruwahah, dan Abu Amr.
Abdullah bin Rawahah dikenal sebagai penyair ulung.
Dikisahkan bahwa pada suatu hari, Abdullah tidak
sengaja mendengar Mush'ab membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan menjelaskan ajaran
Islam. Abdullah pun tertarik dan ketertarikan itulah yang menuntunnya
menyatakan keislamannya.
Abdullah bersama 70 laki-laki dan dua wanita
muslim berangkat ke Makkah dan menyatakan sumpah setia kepada Rasulullah SAW di
Aqabah. Baiat itu menegaskan janji yang mereka ucapkan di hadapan Mush'ab bin
Umair.
Di sela-sela pertemuan tersebut, Rasulullah SAW
memerintahkan agar mereka memilih 12 pimpinan, tiga orang dari suku Aus dan
sembilan orang dari suku Khazraj. Abdullah bin Rawahah menjadi salah satunya.
Dalam pertemuan itu, mereka menyatakan janji
setia kepada Nabi Muhammad SAW dan kesediaan mereka untuk melindungi dan
membantu beliau. Setelah pertemuan itu, mereka kembali ke Madinah untuk
mengajarkan Islam.
Pada suatu hari saat bertemu Rasulullah SAW,
Abdullah bin Rawahah melantunkan syair. Rasulullah SAW merasa senang ketika
mendengarnya, kemudian bersabda, "Semoga Allah meneguhkanmu".
Abdullah bin Rawahah juga dikenal sebagai sahabat
yang sangat takwa. Ia juga mumpuni dalan urusan berkuda dan bertarung.
Ketangguhan dan ketangkasannya sangat terkenal di setiap medan perang.
Abdullah bin Rawahah turut serta dalam peperangan
untuk membantu kaum muslimin melawan kaum kafir. Beberapa perang yang
diikutinya adalah Perang Badar, Perang Uhud, Khandaq, Hudaibiyah, dan Khaibar.
Ketika Rasulullah SAW memasuki Makkah untuk
melaksanakan umrah, Abdullah menuntun tali kekang unta beliau. Sambil menuntun
unta, Abdullah melantunkan syair.
Mendengar lantunan syair, Umar bin Khathab RA
menegurnya. Namun Rasulullah SAW memerintahkan agar membiarkan Abdullah
bersyair. Abdullah pun kembali merasa senang dan tenang mendengar penuturan
Rasulullah SAW.
Ketika Abdullah mengunjungi rumah Abu Darda dan
melihat berhala, ia menghancurkannya dengan sebilah kapak. Abu Darda dan
pemilik berhala itu pun marah. Kemudian Abdullah menjelaskan betapa sesatnya
keyakinan Abu Darda selama ini.
Tindakan Abdullah tersebut menyadarkan Abu Darda.
Setelah itu ia minta diantar menemui Rasulullah SAW untuk bersyahadat.
Kisah
Abdullah bin Rawahah di Medan Perang
Pada Perang Muktah, Rasulullah SAW memberi
perintah agar semua pasukan mematuhi Zaid bin Haritsah, jika ia gugur maka
komando dipegang Ja'far bin Abu Thalib. Jika Ja'far gugur digantikan Abdullah
bin Rawahah.
Semua pasukan pun berangkat menuju medan perang.
Pasukan muslim berhenti di Ma'an untuk beristirahat. Mereka pesimis karena
mengetahui jumlah pasukan mereka 3000 orang melawan musuh mencapai 200.000
orang.
Abdullah pun memberikan semangat. Akhirnya
pasukan muslim bergerak melanjutkan perjalanan mereka.
Sesampainya di medan pertempuran, kedua pasukan
bertempur dengan hebat. Satu persatu pemimpin pun gugur. Giliran Abdullah bin
Ruwahah yang memimpin. Ia pun memimpin pasukan muslim dan bertempur dengan
gagah berani hingga menemui syahidnya. Kemudian Khalid bin al Walid mengambil
alih bendera.
Saat itu pasukan muslim terdesak hebat dan menyebabkan
barisan mereka porak poranda. Kemudian mereka memutuskan untuk mundur sebelum
pasukan Romawi membinasakan mereka semua. Keesokan harinya, Khalid mengubah
formasi yang membuat pasukan musuh terdesak.
Peperangan semakin sengit. Pasukan Khalid terus
mendesak. Kini pasukan Romawi dihadapkan pada dua pilihan, mengerahkan seluruh
pasukan mendesak pasukan muslim atau berperang di padang pasir yang panasnya
memanggang.
Pada akhirnya, pasukan Romawi menghindari
serangan dan menarik mundur pasukan. Khalid berhasil menyelamatkan pasukannya
dan memutuskan untuk mundur dan kembali ke Madinah.
Namun, Abdullah bin Rawahah tidak pernah kembali
lagi ke Madinah. Semoga Allah SWT merahmatinya.