Abdullah bin Jahsy

Suatu ketika Rasulullah memberikan tugas kepada Abdullah bin Jahsy dan tujuh orang sahabatnya untuk menunaikan tugas militer pertama dalam Islam. Saudara Zainab itu mendapat panji komando dari Nabi Muhammad.

Sebelum menjalankan tugas, Abdullah bin Jahsy mendapat sepucuk surat dari Nabi Muhammad. Namun, Nabi Muhammad berpesan agar surat itu dibuka setelah mereka berjalan dua hari.

Setelah pasukan berjalan dua hari, Abdullah bin Jahsy membuka surat tersebut.

"Jika kamu telah membaca suratku ini, maka tetaplah berjalan Sehingga kamu tiba di Nakhlah yang terletak di antara Tha'if dengan Makkah, awasi orang-orang Quraisy dari sana dan sampaikan berita mereka kepada kami," demikian isi suratnya.

Perjalanan Abdullah bin Jahsy dan rombongan akhirnya tiba di Nakhlah. Mereka langsung melakukan patroli untuk mengetahui berita orang-orang Quraisy.

Saat patroli berlangsung, rombongan Abdullah bin Jahsy melihat kafilah dagang milik Quraisy dikawal oleh empat orang. Mereka adalah Amr bin al-Hadhrami, Al-Hakam bin Kaisan, Utsman bin Abdullah dan saudaranya, Al-Mughirah.

Mereka membawa barang-barang perniagaan Quraisy yang terdiri dari kulit, kismis, dan barang-barang dagangan lainnya. Pada saat itu, para sahabat bermusyawarah untuk menentukan langkah.

Rombongan Abdullah bin Jahsy terus berunding sampai akhirnya sepakat untuk menyerang dan membunuh kafilah dagang Quraisy serta mengambil harta yang ada di tangan mereka sebagai harta rampasan perang.

Dalam sekejap, rombongan Abdullah bin Jahsy berhasil membunuh Amf bin al-Hadhrami dan menawan dua orang. Satu orang lainnya berhasil lolos.

Abdullah bin Jahsy menggiring dua tawanan dan kafilah dagang ke hadapan Nabi Muhammad. Namun, apa yang dilakukan Abdullah bin Jahsy ternyata membuat Rasulullah kecewa.

"Demi Allah, aku tidak memerintahkan kalian untuk berperang, akan tetapi aku hanya memerintahkan kalian untuk mengetahui berita orang-orang Quraisy dan mengawasi gerak-gerik mereka," kata Nabi.

Atas perbuatan tersebut, Abdullah bin Jahsy merasa sedih dan malu. Orang-orang Quraisy juga menjadikan peristiwa tersebut sebagai batu loncatan untuk menyerang Rasulullah.

Di tengah situasi pilu tersebut, Abdullah bin Jahsy mendapat kabar gembira. Allah telah meridai apa yang telah mereka lakukan dengan menurunkan surat Al-Baqarah ayat 217.

"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah, 'Berperang dalam bulan (Haram) itu adalah (dosa) besar tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepadaNya, (menghalangi orang masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduknya dari sekitarnya lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan fitnah itu lebih besar dosanya daripada pembunuhan'."

Setelah ayat itu turun, Rasulullah menjadi tenang. Dia mengambil harta kafilah dan meminta tebusan terhadap dua tawanan. Harta rampasan itu merupakan rampasan pertama dalam Islam.

Demikian juga dengan dua tawanan, mereka tawanan pertama dalam Islam. Setelah peristiwa inilah, Abdullah bin Jahsy dipanggil Amirul Mukminin.