Izaac Huru Doko (Nusa Tenggara Timur)
Selagi dibangku Sekolah Guru (HIK) Bandung, Izaac
Huru Doko memimpin organisasi "de timorsche Jongeren'" yang mempunyai
cabang di kota-kota besar di seluruh Indonesia bersama Herman Johannes yang
pada saat itu menjadi mahasiswa pada Technische Hogeschool di Bandung.
Ia juga pernah menjadi Ketua Partai Politik
"Perserikatan Kebangsaan Timor" di Kupang yang berazaskan
Nasionalisme/kebangsaan dengan tujuan mencapai Indonesia Merdeka. Juga sempat
diangkat sebagai Kepala Bunkyo Kakari (Pengajaran/Penerangan) di Kupang sejak
tanggal 1 Maret 1942 sampai dengan tahun 1945.
Selama penjajahan Jepang, ia tetap memelopori
perjuangan "Kemerdekaan Indonesia" dalam surat kabar "Timor
Syuho" yang berada di bawah asuhannya. Ia juga pernah menjadi anggota
"Syu Sunda Tju San In" yang berkedudukan di Singaraja Bali.
Memimpin dan mengorganisir tenaga-tenaga Nasional
Bersama Tom Pello untuk menghadapi Pemerintah Reaksioner Belanda (NICA) dan
kaki tangannya. Kemudian juga, mendirikan dan menjadi Ketua Partai Demokrasi
Indonesia di Timor (PDI Timor) sebagai penjelmaan dari Perserikatan Indonesia
Timor (PKT).
Izaac Huru Doko juga sempat menjadi Adviseur
(Penasehat) utusan Timor ke Konperensi Malino tahun 1946 dengan membawa mandat
dari PDI Timor untuk memperjuangkan "Zelfbeschikkingsrecht" bagi
bangsa Indonesia dengan membawa mandat dari PDI Timor untuk tetap
mempertahankan Negara Kesatuan RI dan menghapuskan Korte Verklaring dari
daerah-daerah Swapraja.
Menjadi anggota Parlemen Negara Indonesia Timor
(NIT) dalam bulan November 1947 dan kemudian oleh Parlemen dipilih menjadi
Menteri Muda Penerangan sejak 15 Desember 1947 s/d 14 Maret 1950. Ia juga
pernah menjadi pengurus Gabungan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (GAPKI) di
Makassar yang di pimpin Arnold Mononutu.
Juga menjadi Menteri Penerangan N.I.T atas
dukungan fraksi-fraksi progresif yang berjuang melalui B.F.O agar merdeka hanya
Bersama RI, membantu perjuangan RI dan mengembalikan Presiden dan Wakil
Presiden serta Pemerintahan Indonesia ke Yogya, karena perjuangan inilah maka
dalam tahun 1948 NIT diakui secara resmi oleh Pemerintah RI. Ia juga sempat
diangkat sebagai Menteri Pengajaran tanggal 14 Maret 1950 pada Kabinet NIT ke
IV dalam lingkungan RIS dan sering bertindak sebagai Wakil Perdana Menteri.
Pada waktu APRI dibawah pimpinan Kolonel
Kawilarang menduduki Kota Makassar, Izaac Huru Doko ditangkap dan ditawan di
Sungguminasa namun kemudian dibebaskan tanpa syarat. Kemudian ia diangkat
sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Kementerian Pengajaran NIT dalam Kabinet
Likwidasi dibawah Ir. Putuhena bekas Menteri P.U.T RI di Yogyakarta. Diangkat
sebagai Referendaris pada Kantor Inspeksi Pengajaran Propinsi Sunda Kecil di
Singaraja sejak tanggal 10 Mei 1950 s/d 25 Oktober 1950. Diangkat sebagai: a)
Inspektur SR Propinsi SUnda Kecil; b) Kepala Inspeksi SR Propinsi Sunda Kecil;
c) Kepala Dinas PP dan K Propinsi Sunda Kecil; dan d) Koordinator Inspeksi
Pengajaran Propinsi Sunda Kecil sejak tanggal 25 Oktober 1950 s/d 1 September
1958.