Andi Djemma (Sulawesi Selatan)
Tahun
1932 memimpin organisasi bernama PERSE bersama Tobing, aktivis pergerakan
radikal menentang kolonial Belanda. Tahun 1935 terpilih menjadi Datu Luwu
menggantikan ibunya Andi Kambo Opu Daeng Risompa walaupun sebelumnya sangat
ditentang oleh Belanda.
Tanggal
18 Agustus 1945, Andi Djemma merestui pendirian "Soekarno Muda" yang
merupakan embrio organisasi pemuda pejuang Luwu. September 1945 memprakarsai
penyelenggaraan rapat raja-raja se Sulawesi Selatan di Watampone. Secara tegas
dan terbuka mengatakan "Kerajaan Luwu berdiri di belakang Negara Kesatuan
RI" sehingga utusan Gubernur Jenderal Van Mook gagal menanamkan kembali
pengaruh Belanda di Sulawesi Selatan.
Pada
bulan September 1945, Gerakan Soekarno Muda menjadi Pemuda Nasional Indonesia
(PNI) di Palopo. Memprakarsai Konferensi Pemuda seluruh Sulawesi Selatan di
Sengkang Kabupaten Wajo. September 1945 Andi Djemma memimpin rapat raksasa yang
diadakan di lapangan GASPA Palopo sebagai upaya meningkatkan semangat perjuangan
membela Proklamasi 17 Agustus 1945.
Tanggal
5 Oktober 1945 Andi Djemma merubah PNI menjadi Pasukan Pemuda Republik
Indonesia (PPRI). Tanggal 23 Januari 1946 Andi Djemma meninggalkan istana
kerajaan melakukan perang gerilya menentang kembalinya Belanda.
Beberapa
kali serangan balasan dapat dipatahkan oleh pasukan PKR Luwu, akhirnya pada
tanggal 2 Juni 1946 Benteng Batu Putih markas pejuang rakyat Luwu jatuh ke
tangan Belanda. Setelah pasukan Belanda berhasil masuk dari arah belakang yang
tak terduga, Andi Djemma bersama permaisurinya serta seluruh staf kerajaan Luwu
ditawan oleh Belanda. Andi Djemma dan permaisurinya kemudian diasingkan di
Ternate, kemudian dibebaskan dan kembali ke Makassar tanggal 1 Maret 1950.