Nuaiman dan ‘Hadiah Madu’ yang Diberikannya
Kisah Nuaiman sahabat Nabi Muhammad SAW yang penuh kelucuan selanjutnya adalah saat dia memberikan
hadiah kepada Rasulullah SAW. Suatu ketika, dia melihat terdapat penjual madu
yang menjual dagangannya dengan kepanasan.
Meski begitu, sayang sekali karena tidak ada dagangannya yang
terjual. Mendapati hal itu, Nuaiman pun mendatangi sang penjual dan mengajaknya
beranjak ke kediaman Nabi SAW. Ternyata dia hendak membelikan hadiah berupa
madu tersebut untuk Rasulullah.
Singkat cerita, Nuaiman tiba-tiba meninggalkan penjual tersebut.
Dia berpesan, “Aku harus pergi karena beberapa urusan. Penghuni rumah ini akan
segera keluar dan akan membayar harga madu itu kepadamu.”
Sang penjual lantas mengetuk kediaman Rasulullah dan memberikan
madu yang dijualnya pada Beliau.
Tentu, Nabi SAW merasa bahagia dan tersentuh karena berfikir bahwa
madu itu adalah hadiah untuk beliau. Hingga Rasulullah pun kemudian membagikan
madu itu pada para sahabat.
Disaat itulah, sang penjual madu berkata pada Rasulullah, “ Yaa
Rasul, bayarlah madu tersebut!” Walaupun terkejut, dengan cepat Beliau memahami
situasi yang terjadi. Sembari menggeleng-gelengkan kepalanya Beliau berujar,
“Pasti ini perbuatan Nuaiman.”
Tidak lama setelah itu, Rasul pun memanggil Nuaiman dan meminta
penjelasan Nuaiman dari kejadian tersebut. Sementara jawaban Nuaiman lagi-lagi
membuat Beliau tersenyum.
Dia berkata, “Wahai Rasul, saya mengetahui engkau sangat suka
menikmati madu, tetapi aku tidak memiliki uang untuk membeli dan menghadiahkan
kepadamu.” Dia melanjutkan, “Karena itulah, hanya mengantarkan saja kepadamu
dan semoga saya mendapat taufik ke arah kebajikan.”
Hal yang hampir serupa dengan kisah Nuaiman dan madu diatas juga
pernah dikisahkan. Suatu saat Rasulullah bersama para sahabat sedang
duduk-duduk. Disaat itulah, Nuaiman membagikan beberapa makanan pada mereka.
Namun, setelah makanan sudah selesai disantap oleh para sahabat
dan juga Rasul, Nuaiman tiba-tiba berkata, “Wahai Rasulullah, ini penjual
makanannya. Anda yang harus membayar, masa rakyat seperti saya mentraktir
seorang tokoh.”
Mendengar hal itu, Nabi SAW pun bingung dan terkejut. Tetapi
Beliau dengan cepat memaklumi tingkah Nuaiman itu dan akhirnya mengajak para
sahabat yang lain untuk ikut membayar makanan yang telah mereka santap tadi.