TIMUN MAS
Dikisahkan seorang wanita Mbok Sirni namanya, ia seorang janda yang sangat menginginkan seorang anak agar dapat membantunya saat bekerja.
Suatu hari Mbok Sirni didatangi raksasa. “Aku akan membantumu mendapatkan seorang anak, tapi kau harus berjanji” kata si raksasa. “Apapun akan aku penuhi, asalkan aku mendapatkan anak” seru Mbok Sirni. Kemudian si raksasa berkata “Ketika anakmu sudah berusia enam tahun, kau harus memberikannya padaku untuk aku santap” Mbok Sirni setuju, kemudian raksasa memberinya biji mentimun “tanamlah biji mentimun ini”. Meskipun bingung Mbok Sirni tetap mengikuti perintah si raksasa. Dalam hati Mbok Sirni bertanya-tanya “bagaimana aku bisa mendapatkan anak dari biji mentimun?”
Setelah dua minggu pohon mentimun berbuah dan diantara buah mentimun ada satu buah yang paling besar dan berkilau seperti emas. Mbok Sirni membelah mentimun emas itu dengan hati-hati, dan ternyata mentimun itu berisi seorang bayi cantik. Mbok Sirni sangat bahagia, ia beri nama Timun Mas.
Semakin hari Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita. Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji. Mbok Sirni ketakutan karena akan kehilangan Timun Mas. “Wahai raksasa datanglah dua tahun lagi, karena semakin dewasa Timun Mas akan semakin enak disantap” kata Mbok Sirni. Akhirnya raksasa pun setuju.
Mbok Sirni semakin sayang pada Timun Mas, setiap kali ia teringat akan janjinya pada raksasa hatinya semakin cemas dan sedih.
Suatu malam Mbok Sirni bermimpi, agar anaknya selamat dia harus menemui seorang petapa di Gunung Gundul. Mbok Sirni akhirnya mengikuti perintah dalam mimpinya. Keesokan paginya, ia pergi ke Gunung Gudul untuk bertemu dengang si petapa. Benar saja di Gunung Gundul Mbok Sirni bertemu dengan petapa, dan diberi empat bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam, dan terasi sebagai penangkal si raksasa.
Sesampainya dirumah Mbok sirni memberikan empat bungkusan tadi dan meminta Timun Mas untuk berdoa.
Pagi harinya datanglah raksasa untuk menagih janji. Mbok Sirni menyuruh Timun Mas untuk keluar dari pintu belakang “lari lah yang kencang Timun Mas” seru Mbok Sirni.
Timun Mas teringat akan bungkusan yang diberikan ibunya. Ditebarnya biji mentimun.
Sungguh ajaib hutan menjadi lading mentimun yang lebat buahnya. Raksasa memakan setiap buah mentimun dan semakin menambah tenaga si raksasa. “Kemanapun kau berlari akan aku kejar Timun Mas” seru raksasa. Timun Mas ketakutan, kemudian menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhkah pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah raksasa terus mengejar Timun Mas.
Timun Mas menebarkan bungkusan ketiga yaitu garam, seketika hutan menjadi lautan luas. Walaupun kesakitan dan berdarah raksasa masih bisa melewati lautan luas.
Timun Mas semakin ketakutan karena raksasa terus mengejarnya tanpa henti, kemudia ia menaburkan terasi dari bungkusan keempatnya. Seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, dan akhirnya raksasapun mati karena masuk kedalam lumpur mendidih.
“Terima kasih Tuhan, engkau telah melindungi hambamu ini”. Timun Mas mengucapkan syukur.
Akhirnya Timun Mas dan Mbok Sirni hidup bahagia, tanpa harus ketakutan raksasa mendatangi mereka.