Prestasi di Tengah Keterbatasan
Gusnadi Wiyoga berumur 15 tahun. Ia berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di Dusun Waringin, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
Ayahnya adalah seorang tukang sol sepatu dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Kondisi perekonomian orang tua Gusnadi yang kekurangan tidak membuatnya patah semangat untuk berprestasi.
Yoga panggilan akrabnya, berhasil meraih medali perak Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2011 di Manado. Hasil ini mengantarkan Yoga mewakili Indonesia di International Competitions and Assessment for Schools (ICAS) wilayah Asia Pasifik tahun 2011. Pada kompetisi ini Yoga mendapatkan medali perak. Kesederhanaan tidak menjadi hambatan baginya untuk berprestasi. Sejak kecil, Yoga terbiasa belajar mandiri, tanpa mengikuti bimbingan belajar ataupun kursus. Setiap malam, ia tekun mengulang pelajaran yang diterimanya di sekolah.
Bagaimana memulai semuanya? Semua itu berawal ketika ia duduk di kelas VI SD. Saat itu, ia dikirim ke Hong Kong (2007) untuk mengikuti lomba Matematika mewakili Indonesia. Dalam perlombaan itu, ia tidak menang. Namun, hal ini menjadi pemicu bagi Yoga untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Dengan prestasinya, Yoga berhasil membuktikan bahwa semangat dan kerja keras bisa mengalahkan keterbatasan. Selalu ada jalan bagi mereka yang mau berusaha.