Kerajaan-Kerajaan Islam Di Sumatera
Kegiatan perdagangan memiliki andil besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Kegiatan tersebut menghubungkan para pedagang dengan penduduk pribumi dan membuka peluang masuknya ajaran Islam di Nusantara.
Penyebaran agama Islam didukung oleh jalur perdagangan, dakwah, perkawinan, ajaran tasawuf dan tarekat, kesenian, hingga pendidikan. Kedatangan Islam sendiri identik dengan berdirinya kerajaan Islam di wilayah Nusantara, salah satunya adalah Sumatera.
Kerajaan Islam di Sumatera
1. Kerajaan Samudera Pasai
Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Nusantara yang terletak di pesisir Timur Laut Aceh. Kerajaan ini terbentuk dari proses Islamisasi di daerah-daerah pantai oleh pedagang Muslim yang pernah singgah. Keberadaan Samudera Pasai dibuktikan dengan batu nisan makam Sultan Malik Al-Saleh, Raja pertama Samudera Pasai
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh didirikan oleh Ali Mughayat Syah pada abad ke-15. Kerajaan ini mengalami masa kejayaan pada masa pimpinan Sultan Iskandar Muda. Kala itu, mereka berhasil memukul mundur Portugis dari selat Malaka.
Pada 1641, Kerajaan Aceh mulai mundur karena kemangkatan Sultan Iskandar Tsani. Keruntuhan mereka juga dipicu oleh kekuatan Belanda yang semakin kuat di pulau Sumatera dan Selat Malaka.
3. Kerajaan Minangkabau
Kerajaan Minangkabau atau Pagaruyung menjadi salah satu Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di pulau Sumatera. Pada 1600-an, Kerajaan Pagaruyung menjadi Kesultanan Islam. Penyebaran agama Islam di kerajaan ini tidak lepas dari peran Syaikh Burhanuddin Ulakan, ulama ternama di Aceh.
4. Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak adalah salah satu kerajaan Islam tertua di Sumatera. Raja pertama Kerajaan Perlak adalah Sultan Alaiddin Saiyid Maulana Abdul Azis Syah. Kerajaan ini sempat mengalami perang saudara antara kaum Syiah dan Sunni setelah raja pertama wafat.
Pada 302H, kaum Syiah memenangkan perang tersebut. Sultan Alaiddi Syed Maulana Ali Mughat Shah dari aliran Syiah akhirnya naik tahta. Pada 362H, pergolakan kembali terjadi setelah sultan ketujuh meninggal.
Setelah empat tahun mengalami pergolakan, Syiah dan Sunni akhirnya berdamai dan membagi kerajaan menjadi dua bagian, yakni Perlak Pesisir (Syiah) dan Perlak Pedalaman (Sunni). Setelah sultan Perlak ke-18 meninggal, Kerajaan Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudera Pasai di bawah pemerintahan Samudera Pasai