Banta Berensyah

Alkisah, di sebuah dusun terpencil di daerah Nanggroe Aceh Darussalam, hiduplah seorang janda bersama seorang anak laki-lakinya yang mahir bermain suling, bernama Banta Berensyah. Keduanya hidup sangat miskin.

Suatu hari, Banta Berensyah mendengar kabar dari seorang warga bahwa ada seorang raja yang mengadakan sayembara. Raja itu mempunyai seorang putri yang cantik jelita bernama Putri Terus Mata. Putri tersebut akan menerima lamaran bagi siapa saja yang sanggup mencarikannya pakaian yang terbuat dari emas dan suasa (campuran emas dan tembaga). Banta memutuskan untuk mengadu peruntungannya. Dengan restu ibunya, ia pergi hanya berbekalkan sehelai daun talas dan suling miliknya.

Dengan menumpang kapal pamannya, Banta Berensyah pun berlayar ke negeri lain dengan menggunakan sehelai daun talas, yang ternyata mampu menahan tubuhnya. Setelah berhari-hari terombang-ambing di lautan, Banta Berensyah tiba di sebuah pulau yang mayoritas penduduknya adalah tulang tenun. Di sebuah rumah ia mendapati kain emas dan suasa yang sedang dicarinya. Banta meminta kepada tuan rumah untuk memberikan kain tersebut kepadanya dan akan ia bayar dengan keahliannya memainkan suling.

Dalam perjalanan ke rumah, kain emas dan suasa yang ia bawa dirampas pamannya yang sangat licik bernama Jakub. Dengan susah payah, Banta mendatangi istana raja tetapi sampai di sana, pesta pernikahan putri dan Jakub telah berlangsung. Banta tidak dapat berbuat apa apa. Ia tidak mempunyai bukti untuk menunjukkan kepada raja bahwa kain emas dan suasa yang dipersembahkan Jakub itu adalah miliknya.

Tiba-tiba muncul seekor burung elang di atas keramaian pesta sambil bersuara, "Klik.. klik... klik... kain emas dan suasa itu milik Banta Berensyah!" Akhirnya, raja dan Putri Terus Mata sadar bahwa Jakub adalah orang serakah yang telah merampas milik orang lain. Jakub yang tidak bisa menahan malu dan takut mendapat hukuman, langsung meloncat melalui jendela. Namun, saat akan meloncat, kakinya tersandung sehingga la jatuh ke tanah dan tewas seketika. Setelah peristiwa itu, Banta Berensyah pun dinikahkan dengan Putri Terus Mata dan raja menyerahkan jabatannya kepada Banta Berensyah.