Kisah Kucing Sang Guru (Lampung)

Pada zaman dahulu, di Lampung. Konon, binatang bisa berbicara seperti manusia Pada saat itu, kucing dianggap sebagai guru bagi binatang lain karena sifatnya yang cerdik, bijaksana dan adil


Kucing mempunyai murid yaitu harimau singa dan anjing. Dari Ketiga binatang buas itu harimaulah yang paling cerdas. la selalu ingin tahu banyak hal dan sering bertanya, baik pada saat belajar maupun di luar pelajaran.


Suatu hari, harimau meminta kucing mengajarinya memanjat pohon. Namun, karena Kucing harus lebih pintar dari harimau keting tidak mau mengajarkannya. Agar tidak mengecewakan harimau, ia mengajak meridhya itu pergi bermain. Namen, harimau terus mendesak kucing untuk mengajarinya memanjat pohon.


"Untuk apa kamu ingin belajar itu? Apakah akan digunakan untuk hal-hal yang baik atau hal buruk?


"Untuk apa saja jawab harimau!" jawab harimau.


"Ilmu itu harus dimanfaatkan untuk kebaikan," ujar kucing


"Jadi, guru mau atau tidak mengajariku?" tanya harimau dengan nada mengancam "Bagaimana kalau aku tidak mau mengajarimu?" tanya kucing yang mulai merasa terancam dengan desakan harimau. Bagaimanapun, ia tak akan menang melawan harimau.


"Jangan menyesal nantinyal" kata harimau menantang.


"Aku tidak akan mengajarimu." sahut kucing


Harimau marah Kucing segera melarikan diri. Namun, ia hampir diterkam oleh harimau. Ketika ada pohon besar di hadapannya, Kucing memanjat dengan lincah. Harimau sangat terpesona melihat kemampuan kucing memanjat. Ilmu itulah yang diinginkannya


Dengan rasa dendam, harimau bersumpah kepada gurunya. Kalaupun ia tidak bisa membunuh Kucing, Kotorannya pun akan dimakannya. Mendengar sumpah harimau, kucing menjadi sangat berhati-hati.Hingga kini jika buang air besar kucing akan menimbun atau menutup kotorannya agar tidak terlihat harimau.