Kisah Pohon Apel
Diceritakan seorang anak kecil yang senang sekali
bermain di bawah pohon apel. Hampir setiap hari anak itu habiskan waktunya
untuk memanjat dan menikmati manisnya buah apel.
Ketika usia sang anak mulai remaja, ia pun
sudah tak bermain-main lagi di bawah pohon apel tersebut. Pohon apel pun merasa
sedih dan kesepian. Sampai suatu ketika, sang anak datang lagi. Saat anak itu
kelaparan, pohon mengizinkannya untuk mengambil buah apel dan menjualnya
ke pasar.
Suatu ketika, rumah anak itu kebakaran dan
membuat ia serta keluarganya kebingungan untuk membangun kembali rumah mereka.
Lagi-lagi pohon apel kembali menolongnya. Diambillah beberapa batang pohon apel
sebagai pondasi rumah yang baru.
Tahun terus berganti, si anak kecil yang dulu
ceria, kini sudah renta di makan usia. "Akhirnya kamu
kembali," sapa pohon apel. "Kini aku sebatang kara, tak
tahu harus ke mana. Hatiku menuntunku berjalan ke sini. Aku tak lagi butuh
buahmu, aku hanya perlu bersandar," kata sosok anak kecil yang
saat ini sudah paruh baya.
Kemudian, anak kecil yang sudah tua itu
menghembuskan nafas terakhirnya di bawah pohon apel. Bahkan, ia dimakamkan
tepat di samping pohon apel tersebut.