Bawang Merah dan Bawang Putih
Dahulu
kala, hiduplah Bawang Putih dan saudara tirinya, Bawang Merah. Ibu Bawang Putih
meninggal ketika ia masih bayi. Kemudian ayahnya menikah lagi dengan wanita
lain dan memiliki anak bernama Bawang Merah.
Tak berselang lama, ayahnya
pun meninggal. Setelah itu, kehidupan Bawang Putih amat menyedihkan.
Kesehariannya, Bawang Putih selalu diminta untuk mengerjakan seluruh pekerjaan
rumah termasuk mencuci baju.
Suatu hari ketika sedang
mencuci, baju ibu tiri Bawang Putih hanyut. Bawang Putih pun bingung sampai
akhirnya bertemu dengan seorang nenek yang mengatakan kalau ia menyimpan baju
yang hanyut itu dan akan mengembalikannya dengan satu syarat. Bawang Putih
harus membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Bawang Putih pun menuruti.
Setelah selesai, nenek itu
mengembalikan baju ibu tirinya. Nenek itu juga memberinya hadiah. Bawang Putih
harus memilih salah satu labu untuk dibawa pulang, ada labu besar dan labu
kecil. Bawang Putih memilih yang kecil. Sesampainya di rumah alangkah terkejutnya
ia beserta ibu dan saudara tirinya, ternyata labu itu berisi banyak perhiasan.
Keesokan harinya, Bawang
Merah melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih. Ia pura-pura menghanyutkan
pakaiannya. Kemudian, memilih labu yang besar. Ketika dibuka labu itu malah
berisi ular.
Bawang Merah dan ibunya pun
merasa itu adalah bentuk teguran dari Tuhan untuk mereka karena sudah
memperlakukan Bawang Putih layaknya seorang pembantu. Mereka menyadari semua
kesalahannya selama ini pada Bawang Putih dan meminta maaf.
Pesan moral: Tidak boleh
berperilaku buruk terhadap orang lain dan memiliki sifat serakah.