Abbas bin Abdul Muthalib, Sahabat Sekaligus Paman Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT untuk menyebarkan dan menegakkan ajaran Islam yang benar. Dalam menjalankan tugasnya sebagai utusan, Nabi Muhammad SAW dibantu oleh sejumlah sahabat.
Abbas bin Abdul Muthalib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang juga merupakan paman Nabi Muhammad SAW. Abbas bin Abdul Muthalib menjadi penyedia minuman jamaah haji.
Dirangkum dari buku Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi oleh Muhammad Raji Hasan Kinas, Abbas bin Abdul Muthalib adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari suku Quraisy. Ia juga merupakan paman Nabi Muhammad SAW. Usianya dua tahun lebih tua dari usia Nabi Muhammad SAW.
Abbas menikahi Lubabah al-Kubra, putri Harits bin Hazn al-Hilaliyah yang dipanggil dengan sapaan "Ummu al-Fadhal". Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai oleh sepuluh anak laki-laki, diantaranya al-Fadhal, Ubaidillah, Qutsam, Abdurrahman, Ma'bad, al-Harits, Katsir, Aun, dan Tammam.
Dirangkum dari buku Edisi Indonesia: Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah oleh Muhhammad Sa'id Mursi, Abbas adalah nenek moyang dari seluruh khalifah Dinasti Abbasiyah. Abbas adalah pemakmur sekaligus penghidang minuman di Masjid Al-Haram.
Abbas bin Abdul Muthalib terkenal dengan sosoknya yang memiliki ide cemerlang, suara yang lantang, cerdas, dermawan, toleran, dan sangat membenci perbudakan. Suatu hari, ia membeli 70 budak, dan kemudian ia memerdekakan semua budak itu.
Saat proses Bai'at 'Aqabah II, Abbas bin Abdul Muthalib adalah juru bicaranya. Saat itu, ia belum memeluk Islam.
Setelah memeluk Islam, Abbas ingin hijrah ke Madinah. Mendengar kabar itu, Nabi Muhammad SAW mengirim surat kepadanya yang berisi, "Anda lebih baik tetap tinggal di Makkah". Abbas pun mematuhi perintah Nabi Muhammad SAW tersebut.
Selama tinggal di Makkah, Abbas menyembunyikan keislamannya. Ia selalu menulis surat kepada Nabi Muhammad SAW dan memberikan informasi tentang orang-orang kafir Quraisy di Makkah. Ketika Perang Badar terjadi, Nabi Muhammad SAW melarang kaum muslim untuk membunuh Abbas bin Abdul Muthalib.
Abbas terkenal memiliki suara yang lantang. Maka dari itulah Nabi Muhammad SAW menyuruhnya untuk memanggil kaum Anshar dan Muhajirin setelah barisan mereka terpencar. Abbas pun mematuhi perintah Nabi Muhammad SAW dan akhirnya pertempuran ini dimenangkan oleh kaum muslimin.
Abbas juga merupakan orang yang terhormat. Jika Abbas bin Abdul Muthalib bertemu Umar bin Khattab RA dan Utsman bin Affan RA, mereka pasti akan turun dari hewan tunggangannya sebagai penghormatan (takzim) kepada Abbas.
Dirangkum dari buku Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, pada saat Perang Badar terjadi, Abbas bin Abdul Muthalib menjadi tawanan Perang Badar. Orang yang berhasil menawan Abbas saat Perang Badar adalah Abu al-Sair bin Ka'b bin Amr dari Bani Salamah yang memiliki tubuh jauh lebih pendek daripada Abbas.
Rasulullah SAW pun bertanya, "Bagaimana kau bisa menawan Abbas, hai Abu al-Sair?" Ia menjawab, "Wahai Rasulullah, ada seorang laki-laki yang membantuku dan aku belum pernah melihat laki-laki itu sebelum atau setelahnya. Ciri-ciri orang itu begini dan begini."
Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh kau telah ditolong oleh malaikat yang mulia."
Abbas bin Abdul Muthalib wafat di Madinah. Ia wafat pada usia 88 tahun dan dimakamkan di Baqi.
Di hari kematiannya, Utsman bin Affan RA ikut menyalati jenazahnya. Hal tersebut terjadi sekitar dua tahun sebelum terbunuhnya Utsman bin Affan RA.