Tidak Terlalu Dalam
Sudah berulang kali Muslimin mendatangi seorang hakim untuk mengurus suatu perjanjian. Hakim di daerahnya pun selalu mengatakan tidak punya waktu untuk menandatangani perjanjian itu.
Keadaan ini terus berulang sehingga Muslimimenyimpulkan bahwa si hakim minta disogok. Namun, seperti yang kita tahu menyogok itu diharamkan. Maka, Muslimi pun memutuskan untuk melemparkan keputusan ke si hakim sendiri.
Muslimin menyiapkan sebuah gentong. Di mana gentong tersebut sudah diisinya dengan kotoran sapi hingga hampir penuh. Kemudian di atasnya, Muslimin mengoleskan mentega beberapa sentimeter tebalnya.
Gentong itu pun dibawanya ke hadapan sang Hakim. Saat itu juga, sang Hakim langsung tidak memiliki kesibukan, dan punya waktu untuk membubuhi tanda tangan pada perjanjian Muslimin.
Muslimin kemudian bertanya, “Tuan, apakah pantas Tuan Hakim mengambil gentong mentega itu sebagai ganti tanda tangan Tuan?” Hakim tersenyum lebar. “Ah, jangan terlalu dalam begitulah memikirkannya.”
Sang hakim pun mencuil sedikit mentega dan mencicipinya. “Wah, kenapa rasa mentega ini sangat enak sekali!” “Yah,” jawab Muslimin, “Sesuai ucapan Tuan sendiri, jangan terlalu dalam.” Dan berlalulah Muslimin.