Abu Nawas Mau Terbang
Abu Nawas seolah selalu tidak kehabisan akal untuk membuat sensasi publik. Tidak jarang dengan kecerdikannya, Abu Nawas berani mengkritik raja serta memberi nasihat kepada khalayak luas.
Suatu hari, Abu Nawas menghebohkan pemberitaan kalau dirinya ingin terbang. Sontak, pernyataan Abu Nawas itu yang menyebar ke penjuru kota serta menjadi bahan pergunjingan orang.
Banyak penduduk kota menganggap Abu Nawas gila serta tidak mungkin bisa melakukan niatnya.
Kabar Abu Nawas ingin terbang itu pun sampai ke telinga dari Raja Harun Ar-Rasyid. Sang Raja langsung memanggil Abu Nawas ke istana untuk diintrogasi.
"Wahai Abu Nawas, kau ingin terbang?" tanya Harun Ar-Rasyid.
"Benar baginda, besok Jumat saya akan terbang, silakan bersama penduduk menyaksikan hamba terbang jika masih ragu," jawab Abu Nawas.
"Baiklah kalau begitu. Apabila engkau berbohong, maka harus bersiaplah untuk menanggung hukumannya."
Saat tiba Abu Nawas naik ke gedung tinggi. Orang-orang yang telah menantikannnya kini banyak yang ragu dengan kemampuan Abu Nawas untuk dapat terbang layaknya burung.
Setelah lapangan penuh sesak, Abu Nawas perlahan mulai mengepakkan tangannya dari atas gedung seperti burung. Tingkah Abu Nawas itu pun ini mengundang reaksi penonton.
Salah seorang dari penonton berkata, "Hai, Abu Nawas! Engkau membohongi kami! Kau tidak terbang, maka engkau akan mendapat hukuman".
"Dengarlah saudara-saudara. Aku mengatakan aku ini mau terbang, bukan mengatakan aku dapat terbang. Dari tadi aku mau terbang bukan?"
Penonton menyoraki Abu Nawas, tapi tidak dapat menyalahkan Abu Nawas.
Pesan yang dapat diambil dari cerita tersebut ialah jangan menelan bulat-bulat seluruh berita. Sudah seharusnya kita menelaah terlebih dahulu.