Kisah Sahabat Nabi yang Mulutnya Mengeluarkan Cahaya
Dikisahkan, suatu hari Nabi mengirim sebuah pasukan ke sesuatu daerah dan menang. Mereka kemudian pulang ke Madinah dan disambut oleh muslimin, termasuk Rasulullah.
”Ceritakan yang terjadi selama peperangan tersebut," kata Rasululllah, "ceritakan kisah kalian, agar aku bisa memberikan kesaksian dari apa yang kalian katakan nantinya, karena Jibril memberitahuku tentang kebenaran apa yang kalian ucapkan."
Setelah itu salah seorang sahabat yang ikut perang hari itu bercerita. Awalnya, cerita tentang jumlah pasukan musuh yang ternyata di luar prediksi. Lantas, dikisahkan bagaimana mereka bisa menang dalam peperangan tersebut berkata mulut sahabat Nabi yang mengeluarkan cahaya.
Mulut Para Sahabat yang Mengeluarkan Cahaya
Sahabat itu pun bercerita, ketika malam tiba, pasukan musuh menyerbu umat Islam. Mereka menghujani kami dengan panah di tengah malam yang gelap gulita. Sebagian besar pasukan muslim masih tidur. Hanya ada beberapa sahabat yang masih terjaga.
“Mereka adalah Abdullah bin Rawahah, Zaid bin Haritsah, Qutadah bin Nukman, dan Qais bin Ashim. Mereka berempat sedang membaca Al-Qur’an di sudut perkemahan,” papar sahabat itu.
Pasukan kami, lanjut sahabat, menjadi kocar-kacir akibat serangan itu yang cukup mendadak. Pasukan musuh menyerang dengan terus menerus sehingga kami kewalahan, apalagi kondisinya gelap gulita. Musuh seperti hapal betul daerah tersebut.
“Dalam kegelapan malam kami tidak mampu menghalau mereka. Namun tiba-tiba ada beberapa cahaya yang muncul. Nampak dari mulut Zaid bin Haritsah cahaya berkilauan seperti cahaya matahari. Kemudian dari mulut Abdullah bin Rawahah keluar sinar seperti cahaya rembulan,” kisah sahabat tersebut.
Lantas, ada cahaya lagi dari mulut Qais bin Ashim dan Qatadah bin Nukman keluar cahaya seperti bintang.
“Kami akhirnya bisa melihat musuh. Anehnya mereka tidak bisa melihat kita,” tandasnya.
Akhirnya pasukan musuh terpukul mundur. Pasukan umat Islam bisa membalas serangan itu lewat bantuan cahaya-cahaya tersebut.
“Kami pun menang. Kami tidak pernah melihat cahaya seperti itu. Kami bisa melihat tapi musuh tidak bisa melihatnya, dan itu dari para sahabat yang tadi membaca Al-Qur’an itu,” tutupnya. Wallahu a’lam.