Es Krim dari Sampah

Es Krim dari Sampah

Sore itu, Pompom dan teman-teman bermain bola di taman. Mereka berlari, melompat, dan menangkap bola dengan lincah.

"Hosh... hosh... hosh... capek," Pompom membungkuk memegang lutut.

"Istirahat dulu, yuk!" ajak Ditdot sambil mengeluarkan botol minum.

"Ahhh, aku lupa membawa minum," erang Pompom.

"Minum punyaku saja," tawar Ditdot.

"Mhh... asyiknya kalau makan es krim," gumam Pompom sambil minum. Tapi uang Pompom sudah habis, ia hanya bisa membayangkan segarnya es krim.

"Kita main lagi, yuk!" Ditdot berdiri sambil menepuk Pompom.

"Ayo Pom, lempar bolanya! Hei, melamun, ya," tegur Moni.

Pompom terdiam. Pandangan matanya tertuju pada Pak Krebi yang mengorek-ngorek tong sampah.

"Kasihan Pak Krebi mencari makanan di sampah," kata Pompom,

"Pak Krebi sedang memilah sampah, kok," sahut Moni terbahak.

"Untuk apa?" tanya Pompom heran. Pompom segera menghampiri Pak Krebi.

"Hai Pak Krebi! Bapak sedang cari apa?" tanya Pompom.

"Oh, ini!" Pak Krebi mengacungkan botol bekas. Lalu ia memasukkannya ke kantong penuh botol dan kaleng bekas.

"Ini dapat dijual, lho!" Pak Krebi menjawab keheranan Pompom.

"Mahal ya?" tanya Pompom.

"Harganya sih tidak seberapa, tapi botol ini nanti bisa didaur ulang menjadi barang yang lebih berguna," jelas Pak Krebi.

"Selain itu, hitung-hitung untuk membersihkan taman dari sampah," mendengar penjelasan Pak Krebi, Pompom tertarik untuk ikut mencari botol. Pompom tergiur dengan uang hasil penjualan botol.

"Lumayan kan buat jajan es krim," pikir Pompom.

Pompop melonjak senang ketika menemukan kaleng di bawah pohon. Dalam waktu singkat ia telah mengumpulkan banyak botol dan kaleng. Dari kolong kursi hingga semak-semak, ada saja botol berserakan.

"Lumayan kan?" seru Pak Krebi.

Setelah botol dan kaleng terkumpul, Pak Krebi membawanya ke tukang loak. Di sana botol dan kaleng ditimbang lalu ditukar dengan uang.

"Ayo kita jajan es krim!" Pak Krebi mengacungkan uang yang diterimanya.

Keinginan Pompom tercapai, makan es krim!

"Lezatnya...," gumam Pompom.

"Padahal es krim kita ini dari sampah, hahaha," kata Pak Krebi terbahak-bahak.

Pompom tertawa gembira menikmati jajanan dari hasil usahanya sendiri. Esoknya, Pompom bertekad untuk mengumpulkan botol lebih banyak. Terbayang jumlah es krim yang bisa dibelinya.

Pompom mencari ke sana kemari, tapi ia tak menemukan satu pun. Pompom kemudian melihat Moni yang sedang duduk sambil membaca buku. Hei, di sebelah Moni ada botol minuman. Pompom melonjak senang.

"Moni, botol ini untukku saja ya." Pompom langsung meraih botol Moni.

"Eh botolnya masih kupakai. Lumayan bisa diisi lagi," tolak Moni. Moni dan Pompom bertengkar seru.

"Moni, botol minuman dalam kemasan hanya boleh dipakai sekali saja," untunglah Pak Krebi melerai mereka.

"Kenapa?" tanya Moni heran.

"Kan sayang kalau langsung dibuang. Aku bisa menggunakannya lagi."

"Karena berbahaya untuk kesehatan. Kalau ingin menggunakannya lagi, carilah yang seperti punyaku ini," Pak Krebi menunjukkan botolnya.

Akhirnya Moni mengerti. Ia menyerahkan botolnya kepada Pompom.

Pompom senang menerimanya. Ia melanjutkan mencari botol bekas. Rupanya hari ini taman bersih dari sampah. Pompom hanya mendapat sedikit botol bekas.

Ia pulang dengan langkah gontai. Pompom sangat lelah. Sesampainya di rumah, ia langsung membuka kulkas mencari minuman dingin.

"Aha!" gumam Pompom riang. Dilihatnya ada banyak botol minuman. Ia mengambil semua botol itu lalu membuang isinya ke wastafel. Untunglah Ibu segera muncul.

"Astaga Pompom! Kenapa semua isinya dibuang?" jerit Ibu.

"Aku sedang mengumpulkan botol bekas," jawab Pompom polos.

"Tapi itu bukan bekaaas." Ibu berkata dengan putus asa.

Pompom hanya tertunduk malu dan takut.

"Pompom mau beli es krim."

Mata Ibu membelalak lebar, tak mengerti apa hubungannya dengan es krim? Hanya Pompom yang tahu. Pompom kan ingin es krim dari sampah.