Wikana

Wikana merupakan tokoh penting dalam kemerdekaan RI, ia merupakan salah satu pemuda yang ikut mendesak Ir. Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah mendengar berita kekalahan Jepang. Bagaimana profil singkat Wikana? Berikut ulasannya:

Kehidupan Pribadi
Wikana lahir di Sumedang, Jawa Barat, 18 Oktober 1914. Ayahnya, Raden Haji Soelaiman merupakan seorang priyayi Demak, Jawa Barat. Wikana merupakan anak ke-14 dari 16 bersaudara.

Pendidikan
Wikana menempuh pendidikan pertamanya di Europeesche Lagere School (ELS) yang merupakan sekolah dasar berbahasa Belanda. Setelah lulus dari ELS, Wikana melanjutkan pendidikannya ke Meer Uitgebred Lager Onderwijs (MULO). Kemudian setelah lulus pada tahun 1932 ia langsung terjun ke dunia politik mengikuti jejak sang kakak, Winata

Peran Penting
Wikana terkenal sebagai tokoh yang cukup disegani oleh kalangan muda khusunya pemuda-pemuda dari Menteng 31. Wikana masuk dalam golongan Chaerul Saleh dan Sukarni saat proses penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdenglok. Wikana juga ikut mengatur persiapan untuk keperluan proklamasi kemerdekaan RI di rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur No.56.

Saat acara proklamasi Kemerdekaan Indonesia tengah berlangsung ia dengan berani membujuk militer Jepang agar tidak menggangu jalannya upacara. Pada tahun 1938 ketika Barisan Pemuda Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan, Wikana terpilih menjadi ketua yang pertama.

Akhir Hidup
Mengutip Wikipedia, sepak terjang Wikana sebagai pejuang mulai surut setelah Peristiwa Madiun 1948. Posisinya yang saat itu sebagai Gubernur Militer Wilayah Surakarta digantikan oleh Gatot Soebroto. Wikana termasuk dalam jejeran pahlawan yang menghilang dan meninggal akibat tragedi pembantaian G30S/PKI pada 1965-1966. Meski memiliki peran penting dalam proses proklamasi Kemerdekaan Indonesia, hingga detik ini Wikana belum ditetapkan sebagai Pahlawan nasional. Nama Wikana pun tidak sepopuler para pejuang yang lainnya, bahkan terkesan dilupakan.