Sang Tupai
Di daerah perbukitan Pulau Jawa, terdapat kumpulan tupai pemakan buah kelapa. Para tupai jantan memiliki kegemaran unik yaitu meloncat dari ranting pohon ke ranting pohon lainnya. Sementara para tupai betina lebih suka merayap. Mereka tidak berani untuk meloncat.
Tetapi berbeda dengan Tuah, tupai betina si pantang menyerah. Dia ingin sekali dapat meloncat. Oleh karena itu, Tuah mendatangi Eyang Tupai. Beliau adalah pelatih yang selama ini mengajari para tupai jantan meloncat.
"Eyang, jadikanlah aku muridmu seperti para tupai jantan itu," pinta Tuah.
"Kamu perempuan, sudahlah tidak perlu kamu susah payah berlatih loncat padaku," jawab Eyang Tupai.
"Tolonglah Eyang, aku ingin seperti para tupai jantan yang dengan mudah meloncat dari satu pohon ke pohon lain," ucap Tuah dengan nada memohon.
Eyang Tupai akhirnya merasa kasihan melihat Tuah yang begitu ingin berlatih melompat padanya. Eyang pun melatih Tuah sama seperti melatih tupai jantan lainnya.
Hari pertama latihan menjadi hari yang cukup buruk. Tuah jatuh berkali-kali. Begitupun di hari kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Sepekan sudah lamanya Tuah berlatih. Ia berusahakeras untuk menjadi peloncat seperti tupai jantan, tetapi belum ada tanda-tanda keberhasilan.
"Sudahlah Tuah, kau tidak usah menyiksa tubuhmu seperti ini. Terimalah keadaanmu seperti apa adanya."
"Tidak Eyang, aku hanya perlu berlatih lebih keras lagi, insyaalah aku akan seperti tupai jantan yang dapat melompat dengan lincahnya," ucap Tuah. Ia pun kembali berlatih sesuai apa yang diajarkan Eyang Tupai sebelumnya.
Dalam hati Eyang Tupai berkata, "Tupai betina ini sungguh pantang menyerah."
Tidak terasa, sudah dua bulan Tuah berlatih meloncat. Dan usahanya selama ini akhirnya membuahkan hasil. Kini Tuah sudah dapat meloncat layaknya tupai jantan. Dari satu pohon ke pohon lainnya ia meloncat dengan indahnya.
"Masyaallah.. Eyang kagum melihat perjuanganmu selama ini, Maafkan Eyang ketika dulu pernah merendahkanmu sebagai seekor tupai betina yang lemah. Selamat atas keberhasilanmu!" ucap Eyang Tupai, si pelatih.
Berkat perjuangan Tuah, Eyang Tupai terketuk hatinya bahwa semua makhluk memiliki potensi yang sama, yang membedakan hanyalah usaha dan kerja kerasnya.
Setelah kejadian itu, Eyang Tupai mulai membuka kelas latihan lompat secara terbuka, tanpa memandang ia tupai jantan ataukah betina, karena yang menentukan adalah sikap pantang menyerah dalam dirinya.
Pesan Moral Dongeng Tupai yang Pantang Menyerah
Kegigihan dan kerja keras akan membuahkan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan.
*Tim cerita anak dan dongeng SD Negeri 13 Kolo Kota Bima(mai)