Pak Kerdil

Pak Kerdil

Dahulu kala, hiduplah seorang petani yang bertubuh sangat kecil. Semua orang memanggilnya dengan nama Pak Kerdil. Pak Kerdil adalah seorang kakek yang tinggal sendiri di sebuah gubuk kecil di desa. Ia lelaki yang miskin dan tidak punya keluarga.

Suatu hari, Pak Kerdil mencangkul tanah. Saat itu, seseorang datang memanggilnya. "Pak Kerdil." "Ada apa?" tanya Pak Kerdil. "Ada seseorang datang ke rumahmu. Seorang anak kecil," ucap warga itu. Pak Kerdil bingung karena merasa tidak punya keluarga.

"Baiklah, aku akan pulang," jawab Pak Kerdil. Ia langsung memasukkan cangkulnya dan pulang. Begitu tiba, ia bertemu dengan seorang anak. Anak itu berdiri di depan pintu rumah Pak Kerdil. "Siapakah kau? Apakah aku mengenalmu?" tanya Pak Kerdil.

"Saya Adrian. Ibu menyuruh saya ke sini untuk menjumpai Pak Kerdil," jawab anak itu. "Siapa ibumu? Untuk apa ia menyuruhmu kemari?" tanya Pak Kerdil lagi. "Ibuku seorang janda tua yang tinggal di pinggir desa. Ibu menyuruhku untuk meminta beras kepadamu. Kami tidak memiliki beras di rumah," jawab anak itu polos.

Pak Kerdil merasa iba dan kasihan. Pak Kerdil lalu membuka pintu rumah dan mempersilahkan anak itu duduk. Selain beras, ia juga memberikan makan dan minum.

"Terima kasih, Pak Kerdil. Untuk membalas kebaikanmu, katakanlah padaku apa keinginan terbesar dalam hidupmu," ucap anak itu. Ternyata, anak itu jelmaan malaikat. Ia ingin menguji apakah Pak Kerdil akan mau menolongnya.

"Nak, aku ikhlas membantumu. Namun, jika kau ingin mengetahui keinginan terbesarku, aku ingin menjadi tinggi. Sangat sulit bagiku yang kerdil untuk menanam hingga memanen sawah dengan tubuhku yang kerdil," ucap Pak Kerdil.

Anak itu tersenyum. Seketika itu juga, Pak Kerdil merasakan tubuhnya seperti tertarik ke atas. Dalam beberapa detik, ia menjadi seseorang yang tinggi. Kini, semua orang tidak memanggilnya Pak Kerdil lagi.

Cerita dongeng sebelum tidur satu ini mengajarkan kita untuk saling menolong dan berbagi dengan ikhlas kepada orang yang membutuhkan.