Andi Sultan Daeng Radja (Sulawesi Selatan)

Andi Sultan Daeng Radja (Sulawesi Selatan)

Haji Andi Sultan Daeng Radja menentang kehadiran Pemerintah Kolonial Belanda di Sulawesi Selatan, yang telah lama dilakukannya sejak ia masih menjadi siswa pada Opielding School Voor Indiandsche Ambtenar (OSVIA) di Makassar. Mengikuti Kongres Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 tanpa seizin atasannya, sehingga ia tidak tercatat dalam catatan resmi dan otentik.

Mengikuti dan masuk ke dalam organisasi Kepanduan Bangsa Indonesia (K.B.I) di wilayah Sulawesi, semangatnya bertambah setelah ia menjadi karaeng gantaran dan terus aktif mengikuti perkembangan politik dunia internasional dan Indonesia dimasa itu. Pada akhir Agustus 1945, ia mendirikan wadah dalam upaya menyamakan serta membela Negara PPNI (Persatuan Pergerakan Nasional Indonesia) dan pada bulan November 1945 diubah menjadi Barisan Merah Putih.

Desember 1945 sampai dengan 8 Januri 1950, ia ditangkap dan diasingkan ke Manado. Sekembalinya Haji Andi Sultan Daeng Radja dari tempat pengasingan, ia diberikan tanggung jawab dan jabatan penting lainnya hingga kesempatan untuk beristirahat tidak diperolehnya dengan baik.

Selama nonaktif, tenaga dan pikirannya masih dibutuhkan oleh bangsa dan Negara. Pengabdiannya tidak hanya sampai tingkat regional (daerah) tapi sampai tingkat nasional.

Namanya telah diabdikan pada nama jalan di depan rumahnya dengan nama jalan Haji Andi Sultan Daeng Radja, oleh panitia pemberi nama jalan Pemda Tingkat II Kabupaten Bulukumbu.