Andi Mappanyukki (Sulawesi Selatan)

Andi Mappanyukki (Sulawesi Selatan)

Sebagai tokoh masyarakat yang berpengaruh di kalangan sentral aristokrat Sulawesi Selatan, Andi Mappanyukki dikenal karena prinsipnya yang teguh dalam menentang pemerintah kolonial Belanda. Perjuangannya dimulai tahun 1905, saat berumur 20 tahun yaitu sebagai perwira Kerajaan Gowa ketika bertugas dalam bertugas dalam perang melawan kolonial Belanda untuk mempertahankan pos pertahanan terpenting di Gunung Sari.

Tahun 1910, Andi Mappanyukki menolak tawaran kolonial Belanda untuk dijadikan Regent Gowa Barat di bawah penjajahan Belanda. Tahun 1931, atas desakan pimpinan adat, ia diangkat menjadi Raja Bone ke 32 dengan gelar Sultan Ibrahim. Namun ketika menolak bekerjasama dengan Belanda, dia dicopot sebagai Raja Bone. Kemudian ia diasingkan selama 3,5 tahun di Rantepao, Tana Toraja.

Saat perang kemerdekaan 1945-1950, Andi Mappanyukki telah memberikan pengorbanan seluruh jiwa raga dan harga bendanya dalam menentang penjajah Belanda dengan memimpin organisasi perjuangan kemerdekaan nasional Sumber Daya Rakyat.