Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah Khulafaur Rasyidin yang berkuasa paling lama, yaitu selama 12 tahun (644-656). Ia merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad yang menjadi Khulafaur Rasyidin ketiga, setelah Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Pernikahannya berturut-turut dengan dua putri Nabi Muhammad dan Khadijah membuatnya mendapat julukan Dzunnurrain atau Pemilik Dua Cahaya.

Kehidupan awal

Utsman bin Affan lahir di Thaif, Jazirah Arab, pada 579 Masehi atau 42 tahun sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Nama lengkap Utsman bin Affan adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab. Ia berasal dari Bani Umayyah, ayahnya bernama Affan bin Abi al-As dan ibu Khalifah Utsman bin Affan bernama Arwa binti Kuraiz. Utsman bin Affan lahir dari keluarga kaya dan berpengaruh di suku Quraisy. Ayahnya adalah pedagang kaya dari Makkah. Sejak kecil, ia sudah mendapatkan pendidikan yang baik hingga menjadi salah satu orang di Makkah saat itu yang pandai membaca dan menulis.

 Sebelum datangnya Islam, ayahnya meninggal dan meninggalkan warisan yang cukup besar. Berbekal warisan tersebut, ia memantapkan diri sebagai seorang pedagang, seperti ayahnya.  Meski berasal dari keturunan dua suku kaya dan terpandang di Mekkah, ia tidak tumbuh menjadi pribadi yang sombong. Kisah Utsman bin Affan yang dermawan bahkan terkenal di penjuru kota.

 Masuk Islam

Ketika Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu dan mendakwahkan agama Islam, Abu Bakar menjadi orang pertama yang memeluk Islam. Setelah melakukan perjalanan bisnis ke Suriah pada 611, Abu Bakar mendatangi Utsman bin Affan untuk mengajaknya memeluk Islam. Utsman pun memutuskan untuk memeluk Islam dan kemudian dibawa Abu Bakar bertemu Nabi Muhammad untuk menyatakan imannya.

Ketika mendapat seruan untuk hijrah ke Madinah, Utsman menjadi salah satu orang yang berangkat dan menemani Nabi Muhammad SAW menyebarkan Islam hingga akhir hayat Nabi.

Abu Bakar menjadi khalifah yang memimpin umat Islam. Sedangkan Utsman bin Affan bersama dengan sahabat lainnya menjadi penasihat utama dalam pemerintahan Abu Bakar. Setelah Abu Bakar wafat pada 634, Umar bin Khattab menggantikan kedudukannya hingga akhir hayatnya pada 644. Begitu Umar menjabat sebagai Khulafaur Rasyidin kedua, Utsman tetap berada di Madinah menjalankan bisnisnya dan ikut andil dalam pemerintahan. Berbagai peristiwa dilaluinya, hingga tiba waktu Umar bin Khattab meninggal karena dibunuh oleh Abu Lu'luah. Setelah itu, diadakanlah musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya.

Ada enam orang kandidat khalifah yang diusulkan, yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan , Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah. Namun, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri, hingga hanya Utsman dan Ali yang tersisa. Setelah dilakukan jajak pendapat, mayoritas masyarakat menginginkan Utsman menggantikan Umar sebagai khalifah ketiga. Maka pada bulan Muharram 23 H atau 644 M, Utsman bin Affan menjadi khalifah pada usia 70 tahun.

Masa pemerintahan

 Utsman Salah satu hal yang dilakukan Utsman bin Affan selama menjadi khalifah adalah melakukan ekspansi wilayah dan membentuk armada angkatan laut. Utsman juga membagi kekuasaan Islam menjadi sepuluh provinsi dengan masing-masing amir atau gubernur. Di bawah pemerintahannya, umat Islam mengalami era paling makmur dan sejahtera. Konon, rakyatnya mampu naik haji berkali-kali. Utsman juga membangun kepolisian dan pengadilan, yang sebelumnya selalu digelar di dalam masjid. Prestasi Usman yang paling gemilang yakni membukukan Alquran, dan kemudian digandakan untuk dikirim ke Mekkah, Suriah, Basrah, Kufah, dan Madinah. Khalifah Utsman bin Affan wafat pada tahun 656.